Israel Siaga Penuh Pasca Penembakan Pemuda Palestina
A
A
A
YARUSALEM - Insiden penembakan seorang pemuda Palestina di wilayah Yerusalem timur, membuat pasukan Israel segera merapatkan barisan. Bahkan, Israel dikabarkan segera mengumumkan siaga satu untuk mengantisipasi aksi protes besar-besaran warga Palestina.
Melansir Xinhua, Senin (8/9/2014), Muhammad Abd al-Majid Sunuqrut (16) tewas setelah mengalami kondisi kritis selama beberapa hari terakhir akibat tembakan polisi Israel. Penembakan ini terjadi saat bentrokan antara polisi Israel dan pemuda Palestina beberapa waktu lalu.
''Kepolisian Israel khawatir insiden yang terjadi 31 Agustus lalu itu itu akan memicu aksi protes dengan kekerasan dalam skala besar. Oleh karena itulah kami segera merapatkan barisan untuk mengantisipasinya,” ungkap pihak kepolisian Israel.
Israel menyebut, aksi penembakan ini terjadi secara spontan karena saat itu Sunuqrut, melemparkan sebuah batu yang mengenai salah seorang anggota polisi israel. Klaim itu mendapatkan bantahan keras dari pihak keluarga Sunuqrut.
"Dia meninggalkan rumah dan berbicara dengan bibinya ditelepon, ketika tiba-tiba ia ditembak dari jarak dekat. Setelah ia jatuh tentara terus memukulinya dan tidak membiarkan siapa pun mendekat,” ucap Motabi Sunuqrut, paman korban.
Hussam Badran, seorang pejabat senior Hamas, menyebut aksi tersebut sebagai aksi pembunuhan berdarah dingin. Dia menegaskan akan ada respon yang setimpal yang akan ditunjukan Palestina terhadap kepolisian Israel mengenai hal ini.
Melansir Xinhua, Senin (8/9/2014), Muhammad Abd al-Majid Sunuqrut (16) tewas setelah mengalami kondisi kritis selama beberapa hari terakhir akibat tembakan polisi Israel. Penembakan ini terjadi saat bentrokan antara polisi Israel dan pemuda Palestina beberapa waktu lalu.
''Kepolisian Israel khawatir insiden yang terjadi 31 Agustus lalu itu itu akan memicu aksi protes dengan kekerasan dalam skala besar. Oleh karena itulah kami segera merapatkan barisan untuk mengantisipasinya,” ungkap pihak kepolisian Israel.
Israel menyebut, aksi penembakan ini terjadi secara spontan karena saat itu Sunuqrut, melemparkan sebuah batu yang mengenai salah seorang anggota polisi israel. Klaim itu mendapatkan bantahan keras dari pihak keluarga Sunuqrut.
"Dia meninggalkan rumah dan berbicara dengan bibinya ditelepon, ketika tiba-tiba ia ditembak dari jarak dekat. Setelah ia jatuh tentara terus memukulinya dan tidak membiarkan siapa pun mendekat,” ucap Motabi Sunuqrut, paman korban.
Hussam Badran, seorang pejabat senior Hamas, menyebut aksi tersebut sebagai aksi pembunuhan berdarah dingin. Dia menegaskan akan ada respon yang setimpal yang akan ditunjukan Palestina terhadap kepolisian Israel mengenai hal ini.
(aww)