Terungkap, Riset Ilmuwan soal Kehidupan usai Kematian Hoax
A
A
A
BERLIN - Sebuah artikel tentang riset para ilmuwan Jerman yang membuktikan ada kehidupan usai kematian, terbukti palsu atau hoax. Laporan riset para ilmuwan Jerman itu pertama kali dirilis World News Daily Report.
Dari penelusuran Sindonews, Senin (8/9/2014) situs tersebut ternyata dikenal kerap menulis berita palsu, seperti kebanyakan situs-situs baru yang mengadopsi berita satir. Salah satunya, soal berita berjudul “German Scientists Prove Life After Death” atau “Para Ilmuwan Jerman Buktikan Ada Kehidupan usai Kematian”.
Dalam artikel itu, diceritakan sebuah tim ilmuwan Jerman melakukan eksperimen klinis pada pengalaman yang dekat dengan kematian (NDE) di sebuah universitas di Berlin. Eksperimen disebut berlangsung empat tahun termasuk melibatkan 944 relawan yang dibawa ke keadaan kematian klinis hingga 20 menit, dan kemudian dihidupkan kembali menggunakan kombinasi obat-obatan.
Para sukarelawan itu, menurut situs itu mengalami pengalaman luar biasa, seperti kedamaian, keamanan dan melihat cahaya yang sangat terang. Masih menurut situs itu, para ilmuwan kemudian menyimpulkan pengalaman itu sebagai “kehidupan” setelah kematian.
Beriikut analisis janggal soal berita itu, yang membuktian bahwa berita tentang riset para ilmuwan Jerman tersebut hoax.
Pertama, tidak ada dokter yang bernama Dr Berthold Ackermann yang disebut memimpin riset itu. Situs pencarian google juga tidak menemukan nama dokter yang ditulis World News Daily Report itu.
Kedua, soal relawan yang jumlahnya disebut 944 orang untuk melakukan percobaan yang dibawa pada kematian klinis adalah tidak logis. Sulit dipercaya, ada orang yang bersedia dijadikan sukarelawan untuk dibawa ke kematian klinis.
Ketiga, soal etika. Tidak akan ada dewan peninjau kelembagaan (IRB) di universitas manapun yang akan mengeluarkan lisensi riset untuk kematian klinis dengan manusia sebagai sukarelawan.
Keempat, kesimpulan yang ditulis media itu terlalu dipaksakan untuk membuktikan keyakinan adanya akhirat, meskipun variabel riset janggal dan bertentangan dengan hipotesis.
Dari penelusuran Sindonews, Senin (8/9/2014) situs tersebut ternyata dikenal kerap menulis berita palsu, seperti kebanyakan situs-situs baru yang mengadopsi berita satir. Salah satunya, soal berita berjudul “German Scientists Prove Life After Death” atau “Para Ilmuwan Jerman Buktikan Ada Kehidupan usai Kematian”.
Dalam artikel itu, diceritakan sebuah tim ilmuwan Jerman melakukan eksperimen klinis pada pengalaman yang dekat dengan kematian (NDE) di sebuah universitas di Berlin. Eksperimen disebut berlangsung empat tahun termasuk melibatkan 944 relawan yang dibawa ke keadaan kematian klinis hingga 20 menit, dan kemudian dihidupkan kembali menggunakan kombinasi obat-obatan.
Para sukarelawan itu, menurut situs itu mengalami pengalaman luar biasa, seperti kedamaian, keamanan dan melihat cahaya yang sangat terang. Masih menurut situs itu, para ilmuwan kemudian menyimpulkan pengalaman itu sebagai “kehidupan” setelah kematian.
Beriikut analisis janggal soal berita itu, yang membuktian bahwa berita tentang riset para ilmuwan Jerman tersebut hoax.
Pertama, tidak ada dokter yang bernama Dr Berthold Ackermann yang disebut memimpin riset itu. Situs pencarian google juga tidak menemukan nama dokter yang ditulis World News Daily Report itu.
Kedua, soal relawan yang jumlahnya disebut 944 orang untuk melakukan percobaan yang dibawa pada kematian klinis adalah tidak logis. Sulit dipercaya, ada orang yang bersedia dijadikan sukarelawan untuk dibawa ke kematian klinis.
Ketiga, soal etika. Tidak akan ada dewan peninjau kelembagaan (IRB) di universitas manapun yang akan mengeluarkan lisensi riset untuk kematian klinis dengan manusia sebagai sukarelawan.
Keempat, kesimpulan yang ditulis media itu terlalu dipaksakan untuk membuktikan keyakinan adanya akhirat, meskipun variabel riset janggal dan bertentangan dengan hipotesis.
(mas)