Rusia Ancam Tutup Wilayah Langitnya untuk Pesawat Barat
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengancam akan menutup wilayah udara atau wilayah langitnya untuk pesawat negara-negara Barat. Ancaman itu sebagai balasan atas sanksi terbaru yang akan dijatuhkan Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Rusia.
Ancaman menutup wilayah langit Rusia untuk pesawat negara-negara Barat tersebut disampaikan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. Ketegangan Rusia dan negara-negara Barat yang terus memanas ini, dipicu oleh krisis Ukraina. (Baca: AS dan Uni Eropa Keroyok Rusia dengan Sanksi Besar-besaran)
“Negara-negara Barat harus ditanya, apakah akan ada sanksi baru, jika ada sanksi yang berhubungan dengan energi atau pembatasan sektor keuangan kita, kita harus merespon secara asimetris,” kata Medvedev.
“Misalnya, dengan pembatasan di bidang transportasi,” katanya lagi, seperti dikutip Itar-Tass, Senin (8/9/2014). (Baca juga: Rusia Kecam dan Ancam Balas Sanksi UE)
Rencana penjatuhan sanksi besar-besaran dari Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Rusia, akan diumumkan hari ini. Namun, AS dan Uni Eropa, sampai saat inni belum mengumumkannya.
”Kami melanjutkan fakta bahwa kita memiliki hubungan persahabatan dengan mitra kami, sehingga langit di atas Rusia terbuka untuk penerbangan (pesawat mereka). Tapi, jika kita dibatasi (dengan sanksi), kita harus merespons,” ujar Medvedev.
“Jika operator pesawat negara-negara Barat terbang di luar wilayah udara kami, itu dapat menyebabkan kebangkrutan yang banyak perusahaan penerbangan, dan akan tertatih-tatih di ambang kelangsungan hidupnya,” lanjut Perdana Menteri Rusia.
Ancaman itu, katanya, akan menjadi pilihan yang buruk. ”Kami hanya ingin mitra kami untuk tidakmewujudkan (sanksi) itu,” katanya. ”Saya berharap mitra kami akan lebih cerdas.”
Ancaman menutup wilayah langit Rusia untuk pesawat negara-negara Barat tersebut disampaikan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. Ketegangan Rusia dan negara-negara Barat yang terus memanas ini, dipicu oleh krisis Ukraina. (Baca: AS dan Uni Eropa Keroyok Rusia dengan Sanksi Besar-besaran)
“Negara-negara Barat harus ditanya, apakah akan ada sanksi baru, jika ada sanksi yang berhubungan dengan energi atau pembatasan sektor keuangan kita, kita harus merespon secara asimetris,” kata Medvedev.
“Misalnya, dengan pembatasan di bidang transportasi,” katanya lagi, seperti dikutip Itar-Tass, Senin (8/9/2014). (Baca juga: Rusia Kecam dan Ancam Balas Sanksi UE)
Rencana penjatuhan sanksi besar-besaran dari Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Rusia, akan diumumkan hari ini. Namun, AS dan Uni Eropa, sampai saat inni belum mengumumkannya.
”Kami melanjutkan fakta bahwa kita memiliki hubungan persahabatan dengan mitra kami, sehingga langit di atas Rusia terbuka untuk penerbangan (pesawat mereka). Tapi, jika kita dibatasi (dengan sanksi), kita harus merespons,” ujar Medvedev.
“Jika operator pesawat negara-negara Barat terbang di luar wilayah udara kami, itu dapat menyebabkan kebangkrutan yang banyak perusahaan penerbangan, dan akan tertatih-tatih di ambang kelangsungan hidupnya,” lanjut Perdana Menteri Rusia.
Ancaman itu, katanya, akan menjadi pilihan yang buruk. ”Kami hanya ingin mitra kami untuk tidakmewujudkan (sanksi) itu,” katanya. ”Saya berharap mitra kami akan lebih cerdas.”
(mas)