AS dan Uni Eropa Keroyok Rusia dengan Sanksi Besar-besaran
A
A
A
WALES - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa kompak mengeroyok Rusia dengan mempersiapkan sanksi besar-besaran. Sanksi yang akan dijatuhkan sebagai respons atas krisis Ukraina meliputi gelombang embargo baru.
Kepastian sanksi besar-besaran yang dijatuhkan AS dan Uni Eropa akan diumumkan akhir pekan ini. Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes, mengatakan, rumusan gelombang sanksi baru terhadap Rusia sedang dirumuskan. Dia enggan merinci sektor apa saja yang terkena sanksi itu.
“Poin utamanya adalah bahwa Rusia harus menghadapi biaya eskalasi sendiri,” kata Rhodes, seperti dikutip Reuters, Jumat (5/9/2014). ”Jika Rusia meningkatkan (eskalasi) kita dapat meningkat tekanan kami,” katanya lagi. (Baca: NATO Galang Kekuataan Lawan Rusia)
Sebelumnya, AS dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi yang menghantam beberapa bank terbesar di Rusia, serta produsen minyak terbesar di negara itu, yakni Rosneft.
Beberapa saat sebelum rencana penjatuhan sanksi besar-besaran terhadap Rusia disampaikan, laman Telegraph melaporkan dokumen rahasia tiga halaman terkait sanksi besar-besaran itu. (Baca juga: Lawan Rusia, NATO Butuh Biaya Rp1,5 Triliun)
”Semua perusahaan minyak dan pertahanan Rusia yang dikontrol negara akan dilarang memainkan dana di pasar modal Eropa,” tulis media Inggris itu.
Rusia belum merespons sanksi besar-besaran dari AS dan Uni Eropa yang sudah di ambang pintu. Rusia tetap komitmen dengan pendapatnya sejak awal, bahwa mereka tidak terlibat dalam krisis di Ukraina timur, termasuk tuduhan telah melakukan serangan di Ukraina timur.
Kepastian sanksi besar-besaran yang dijatuhkan AS dan Uni Eropa akan diumumkan akhir pekan ini. Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes, mengatakan, rumusan gelombang sanksi baru terhadap Rusia sedang dirumuskan. Dia enggan merinci sektor apa saja yang terkena sanksi itu.
“Poin utamanya adalah bahwa Rusia harus menghadapi biaya eskalasi sendiri,” kata Rhodes, seperti dikutip Reuters, Jumat (5/9/2014). ”Jika Rusia meningkatkan (eskalasi) kita dapat meningkat tekanan kami,” katanya lagi. (Baca: NATO Galang Kekuataan Lawan Rusia)
Sebelumnya, AS dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi yang menghantam beberapa bank terbesar di Rusia, serta produsen minyak terbesar di negara itu, yakni Rosneft.
Beberapa saat sebelum rencana penjatuhan sanksi besar-besaran terhadap Rusia disampaikan, laman Telegraph melaporkan dokumen rahasia tiga halaman terkait sanksi besar-besaran itu. (Baca juga: Lawan Rusia, NATO Butuh Biaya Rp1,5 Triliun)
”Semua perusahaan minyak dan pertahanan Rusia yang dikontrol negara akan dilarang memainkan dana di pasar modal Eropa,” tulis media Inggris itu.
Rusia belum merespons sanksi besar-besaran dari AS dan Uni Eropa yang sudah di ambang pintu. Rusia tetap komitmen dengan pendapatnya sejak awal, bahwa mereka tidak terlibat dalam krisis di Ukraina timur, termasuk tuduhan telah melakukan serangan di Ukraina timur.
(mas)