11 Pesawat di Libya Dicuri, Ditakutkan untuk Ulangi Teror 9/11
A
A
A
WASHINGTON - Sebanyak 11 pesawat komersial di Bandara Internasional Tripoli, Libya, hilang dicuri setelah kerusuhan bulan lalu. Para pejabat Amerika Serikat takut hilangnya 11 pesawat itu untuk mengulang serangan teroris pada 11 September 2001 atau dikenal teror 9/11 di AS.
Sebanyak 11 pesawat komersial yang hilang itu milik persuahaan maskapai negara. Pesawat-pesawat itu hilang setelah kelompok militan Libya menyerang Badara Internasional Tripoli pada 26 Agustus 2014.
Dalam dua minggu terakhir, pemerintah AS telah mengeluarkan peringatan tentang memburuknya siruasi di Libya. Kekhawatiran terulangnya serangan teroris 9/11 juga dipicu oleh waktu, di mana saat ini telah memasuki bulan September yang dijadikan bulan khas para militan untuk menyerang AS.
”Ada beberapa pesawat komersial di Libya yang hilang,” kata seorang pejabat AS kepada Wshington Free-Beacon.
”Kami memikirkan pada tanggal 11 September, apa yang bisa terjadi dengan pesawat yang dibajak,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu, seperti dilansir Mail Online, Rabu (3/9/2014).
Tanggal 11 September seolah menjadi “tanggal keramat” bagi AS. Selain merupakan tanggal serangan teroris 9/11 yang menyasar gedung WTC, tanggal 11 juga merupakan tanggal di mana kompleks keduataan AS di Benghazi, diserang dan menewaskan empat orang termasuk duta besar AS, Christopher Stevens.
Beberapa dari pesawat yang hilang adalah pesawat Libyan Airlines dan Afriqiyah Airways. Hingga kini 11 pesawat yang hilang itu belum ditemukan.
Sebanyak 11 pesawat komersial yang hilang itu milik persuahaan maskapai negara. Pesawat-pesawat itu hilang setelah kelompok militan Libya menyerang Badara Internasional Tripoli pada 26 Agustus 2014.
Dalam dua minggu terakhir, pemerintah AS telah mengeluarkan peringatan tentang memburuknya siruasi di Libya. Kekhawatiran terulangnya serangan teroris 9/11 juga dipicu oleh waktu, di mana saat ini telah memasuki bulan September yang dijadikan bulan khas para militan untuk menyerang AS.
”Ada beberapa pesawat komersial di Libya yang hilang,” kata seorang pejabat AS kepada Wshington Free-Beacon.
”Kami memikirkan pada tanggal 11 September, apa yang bisa terjadi dengan pesawat yang dibajak,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu, seperti dilansir Mail Online, Rabu (3/9/2014).
Tanggal 11 September seolah menjadi “tanggal keramat” bagi AS. Selain merupakan tanggal serangan teroris 9/11 yang menyasar gedung WTC, tanggal 11 juga merupakan tanggal di mana kompleks keduataan AS di Benghazi, diserang dan menewaskan empat orang termasuk duta besar AS, Christopher Stevens.
Beberapa dari pesawat yang hilang adalah pesawat Libyan Airlines dan Afriqiyah Airways. Hingga kini 11 pesawat yang hilang itu belum ditemukan.
(mas)