Dipantau sebagai Terduga Teroris, 5 Muslim AS Tuntut FBI
A
A
A
WASHINGTON - Lima warga Muslim di Amerika Serikat tidak terima dimasukkan dalam daftar pantauan tersangka teroris. Mereka lantas menuntut FBI, sebagai aparat yang menjalankan pemantauan itu.
"Pemerintah federal telah secara tidak adil dan tidak proporsional dengan menargetkan warga Muslim Amerika, dengan secara rutin menambahkan nama mereka ke Database Screaning Teroris tanpa memberikan mereka hak-hak mereka atas proses hukum,” kata Lena Masri, seorang pengacara untuk Council on American-Islamic Relations (CAIR), dalam sebuah pernyataan.
“Gugatan diajukan untuk menentang kekuatan pemerintah yang diam-diam memberikan label pada individu sebagai terduga teroris tanpa fakta-fakta konkret, melainkan berdasarkan kecurigaan,” lanjut pernyataan itu, semalam (14/8/2014), seperti dikutip Russia Today.
Data rahasia terkait daftar orang-orang yang dipantau terkait dugaan aksi teroris itu juga telah bocor ke media. Intercept, misalnya, telah merilis tak kurang dari dua laporan terpisah dalam beberapa pekan terakhir tentang orang-orang yang dimasukkan dalam daftar terduga teroris.
Pada bulan Juli 2014 lalu, Intercept menerbitkan dokumen 166 setebal halaman soal daftar dan laporan aksi spionase aparat pemerintah AS terhadap warganya. Menurut laporan itu, 40 persen dari 680.000 orang telah dimasukkan dalam daftar tersebut.
Gugatan dari lima warga Muslim itu diajukan di Pengadilan Distrik Michigan Timur. ”Ini adalah contoh dari lima Muslim Amerika yang berdiri (menggugat), bukan hanya untuk diri mereka sendiri dan komunitas mereka sendiri, tetapi atas nama semua orang Amerika yang tertarik untuk melestarikan kebebasan dasar mereka,” imbuh Gadeir Abbas, pengacara CAIR lainnya.
"Pemerintah federal telah secara tidak adil dan tidak proporsional dengan menargetkan warga Muslim Amerika, dengan secara rutin menambahkan nama mereka ke Database Screaning Teroris tanpa memberikan mereka hak-hak mereka atas proses hukum,” kata Lena Masri, seorang pengacara untuk Council on American-Islamic Relations (CAIR), dalam sebuah pernyataan.
“Gugatan diajukan untuk menentang kekuatan pemerintah yang diam-diam memberikan label pada individu sebagai terduga teroris tanpa fakta-fakta konkret, melainkan berdasarkan kecurigaan,” lanjut pernyataan itu, semalam (14/8/2014), seperti dikutip Russia Today.
Data rahasia terkait daftar orang-orang yang dipantau terkait dugaan aksi teroris itu juga telah bocor ke media. Intercept, misalnya, telah merilis tak kurang dari dua laporan terpisah dalam beberapa pekan terakhir tentang orang-orang yang dimasukkan dalam daftar terduga teroris.
Pada bulan Juli 2014 lalu, Intercept menerbitkan dokumen 166 setebal halaman soal daftar dan laporan aksi spionase aparat pemerintah AS terhadap warganya. Menurut laporan itu, 40 persen dari 680.000 orang telah dimasukkan dalam daftar tersebut.
Gugatan dari lima warga Muslim itu diajukan di Pengadilan Distrik Michigan Timur. ”Ini adalah contoh dari lima Muslim Amerika yang berdiri (menggugat), bukan hanya untuk diri mereka sendiri dan komunitas mereka sendiri, tetapi atas nama semua orang Amerika yang tertarik untuk melestarikan kebebasan dasar mereka,” imbuh Gadeir Abbas, pengacara CAIR lainnya.
(mas)