8 Warga China Dikarantina, Korban Ebola Dekati 1.000 Jiwa
A
A
A
MONROVIA - Sedikitnya delapan warga China yang ada di Sierra Leone telah dikarantina, setelah serangan virus Ebola mengganas di Afrika. Hingga kini korban serangan virus itu mendekati 1.000 jiwa.
Akibat serangan virus itu, sektor transportasi di negara-negara Afrika barat lumpuh. Stok pangan, selain langka juga mahal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menggelar pertemuan di Jenewa, bergegas untuk menyusun pedoman penggunaan obat-obatan untuk menangkal virus itu. Saat ini tidak ada obat yang tersedia atau vaksin untuk Ebola.
WHO sendiri telah menetapkan status darurat kepada masyarakat global terkait mengganasnya virus Ebola.
Tiga negara terparah akibat serangan virus Ebola adalah Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Duta Besar China untuk Sierra Leone, Zhao Yanbo, kepada wartawan mengatakan, tujuh dokter dan satu perawat yang merawat pasien Ebola telah dikarantina, tetapi belum ada laporan apakah para warga China itu telah terjangkit virus Ebola atau belum.
Di Liberia,virus Ebola telah merenggut lebih dari 370 nyawa manusia. Serangan terganas terjadi di Provinsi Lofa. ”Mulai sekarang, tidak ada yang akan diizinkan untuk pergi ke Lofa, tidak ada yang akan keluar dari sana,” kata Presiden Liberia, Ellen Johnson.
”Kami ingin melindungi daerah-daerah yang belum belum terjangkit,” katanya lagi. Banyak negara juga telah memberlakukan sejumlah kebijakan darurat, termasuk larangan penerbangan atau screaning penumpang.
Yang terbaru, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/8/2014), Pantai Gading telah mengumumkan larangan terbang untuk semua maskapai dari tiga negara yang terjangkit virus Ebola.
Akibat serangan virus itu, sektor transportasi di negara-negara Afrika barat lumpuh. Stok pangan, selain langka juga mahal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menggelar pertemuan di Jenewa, bergegas untuk menyusun pedoman penggunaan obat-obatan untuk menangkal virus itu. Saat ini tidak ada obat yang tersedia atau vaksin untuk Ebola.
WHO sendiri telah menetapkan status darurat kepada masyarakat global terkait mengganasnya virus Ebola.
Tiga negara terparah akibat serangan virus Ebola adalah Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Duta Besar China untuk Sierra Leone, Zhao Yanbo, kepada wartawan mengatakan, tujuh dokter dan satu perawat yang merawat pasien Ebola telah dikarantina, tetapi belum ada laporan apakah para warga China itu telah terjangkit virus Ebola atau belum.
Di Liberia,virus Ebola telah merenggut lebih dari 370 nyawa manusia. Serangan terganas terjadi di Provinsi Lofa. ”Mulai sekarang, tidak ada yang akan diizinkan untuk pergi ke Lofa, tidak ada yang akan keluar dari sana,” kata Presiden Liberia, Ellen Johnson.
”Kami ingin melindungi daerah-daerah yang belum belum terjangkit,” katanya lagi. Banyak negara juga telah memberlakukan sejumlah kebijakan darurat, termasuk larangan penerbangan atau screaning penumpang.
Yang terbaru, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/8/2014), Pantai Gading telah mengumumkan larangan terbang untuk semua maskapai dari tiga negara yang terjangkit virus Ebola.
(mas)