Gencatan Senjata Belum Hadirkan Kedamaian bagi Warga Gaza
A
A
A
GAZA - Beberapa warga di Gaza menyatakan, gencatan senjata yang disepakati oleh Hamas dan Israel belum berdampak banyak bagi mereka. Bahkan menurut mereka, gencatan senjata ini tidak bisa menutupi penderitaan yang selama ini mereka rasakan.
Melansir CNN, Rabu (6/8/2014), warga Sunjaya kaget ketika melihat kawasan tempat tinggalnya sudah tidak berbentuk lagi. Rumah-rumah hancur dan lubang-lubang menganga akibat rudal Israel nampak dimana-mana.
"Perdamaian? Di mana kedamaiannya? Kita tidak punya rumah, tidak ada air, tidak ada listrik. Tidak ada perdamaian di sini," ungkap Nal Mohammed, yang rumahnya rata dengan tanah akibat dihantam rudal Israel.
Menurut Ismail Haniyeh, pemimpin senior Hamas, dengan adanya gencatan senjata ini dunia bisa dengan jelas melihat apa yang terjadi di Gaza. “Setelah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku, dunia sekarang akan melihat tingkat kehancuran yang seharusnya dapat dipakai sebagai bukti kejahatan yang dilakukan Israel,” ucap Haniyeh.
Sementara itu, pejabat PBB di Gaza, Chris Gunness, menyatakan, semenjak gencatan senjata dilaksanakan kemarin para pengungsi di fasilitas-fasilitas PBB mulai berkurang. “Banyak dari mereka yang kembali ke rumah mereka. Namun, tidak sedikit yang memilih bertahan,” ucap Gunness.
Menurut Gunness, mereka yang memilih bertahan karena mereka takut gencatan senjata ini tidak akan bertahan lama. Seorang pria yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan, dia sudah melalui serangkaian hal semacam ini, dan tidak ada yang bertahan lama.
"Mereka mengatakan ada gencatan senjata sebelumnya dan kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Tapi lima menit setelah kami sampai di rumah, serangan udara dimula kembali," ucap pria tersebut.
Banyak negara yang berharap gencatan senjata kemanusiaa 72 jam di Gaza dapat menjadi pintu bagi negoisasi damai sebenarnya. Delegasi Israel dan Palestina sendiri dikabarkan sudah berada di Kairo untuk melakukan negoisasi damai.
Melansir CNN, Rabu (6/8/2014), warga Sunjaya kaget ketika melihat kawasan tempat tinggalnya sudah tidak berbentuk lagi. Rumah-rumah hancur dan lubang-lubang menganga akibat rudal Israel nampak dimana-mana.
"Perdamaian? Di mana kedamaiannya? Kita tidak punya rumah, tidak ada air, tidak ada listrik. Tidak ada perdamaian di sini," ungkap Nal Mohammed, yang rumahnya rata dengan tanah akibat dihantam rudal Israel.
Menurut Ismail Haniyeh, pemimpin senior Hamas, dengan adanya gencatan senjata ini dunia bisa dengan jelas melihat apa yang terjadi di Gaza. “Setelah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku, dunia sekarang akan melihat tingkat kehancuran yang seharusnya dapat dipakai sebagai bukti kejahatan yang dilakukan Israel,” ucap Haniyeh.
Sementara itu, pejabat PBB di Gaza, Chris Gunness, menyatakan, semenjak gencatan senjata dilaksanakan kemarin para pengungsi di fasilitas-fasilitas PBB mulai berkurang. “Banyak dari mereka yang kembali ke rumah mereka. Namun, tidak sedikit yang memilih bertahan,” ucap Gunness.
Menurut Gunness, mereka yang memilih bertahan karena mereka takut gencatan senjata ini tidak akan bertahan lama. Seorang pria yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan, dia sudah melalui serangkaian hal semacam ini, dan tidak ada yang bertahan lama.
"Mereka mengatakan ada gencatan senjata sebelumnya dan kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Tapi lima menit setelah kami sampai di rumah, serangan udara dimula kembali," ucap pria tersebut.
Banyak negara yang berharap gencatan senjata kemanusiaa 72 jam di Gaza dapat menjadi pintu bagi negoisasi damai sebenarnya. Delegasi Israel dan Palestina sendiri dikabarkan sudah berada di Kairo untuk melakukan negoisasi damai.
(esn)