Rusia-PBB Serukan Koridor Kemanusiaan di Ukrina
A
A
A
NEW YORK - Peperangan yang terus terjadi di Ukraina membuat PBB dan Rusia menyerukan segera dibentuknya koridor kemanusiaan di Ukraina timur. Seruan ini muncul setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB semalam.
Namun, dilansir Xinhua, Rabu (6/8/2014), utusan Ukraina dalam pertemuan tersebut menolak usulan yang dikemukakan oleh Rusia itu. Menurut dirinya, tidak ada krisis kemanusian di wilayah Ukraina dan menegaskan situasi di wilayah Ukraina timur sangat terkendali.
Sementara itu, fakta berbeda diutarakan oleh John Ging, Kepala Operasi untuk Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Dirinya melukiskan gambaran suram tentang situasi di Ukraina saat pertemuan bersama 15 anggota DK PBB.
“Hampir empat juta orang yang ada di wilayah itu (Ukraina timur) langsung terkena dampak kekerasan, dengan korban sipil yang terus meningkat dan sekitar 1.000 orang meninggalkan wilayah tersebut setiap harinya,” ucap Ging.
"Sebuah sistem terpadu untuk mengurusi para pengungsi sangat penting. Hal ini dibutuhkan untuk memungkinkan adanya analisis yang komprehensif agar kami dapat memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan para pengungsi," Ging menambahkan.
Menurut badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, berdasarkan data dari pemerintah Ukraina sekitar 110 ribu orang yang meinggalkan Ukraina timur dalam beberapa pekan terakhir. Mayoritas dari mereka mengungsi ke wilayah Rusia.
Namun, dilansir Xinhua, Rabu (6/8/2014), utusan Ukraina dalam pertemuan tersebut menolak usulan yang dikemukakan oleh Rusia itu. Menurut dirinya, tidak ada krisis kemanusian di wilayah Ukraina dan menegaskan situasi di wilayah Ukraina timur sangat terkendali.
Sementara itu, fakta berbeda diutarakan oleh John Ging, Kepala Operasi untuk Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Dirinya melukiskan gambaran suram tentang situasi di Ukraina saat pertemuan bersama 15 anggota DK PBB.
“Hampir empat juta orang yang ada di wilayah itu (Ukraina timur) langsung terkena dampak kekerasan, dengan korban sipil yang terus meningkat dan sekitar 1.000 orang meninggalkan wilayah tersebut setiap harinya,” ucap Ging.
"Sebuah sistem terpadu untuk mengurusi para pengungsi sangat penting. Hal ini dibutuhkan untuk memungkinkan adanya analisis yang komprehensif agar kami dapat memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan para pengungsi," Ging menambahkan.
Menurut badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, berdasarkan data dari pemerintah Ukraina sekitar 110 ribu orang yang meinggalkan Ukraina timur dalam beberapa pekan terakhir. Mayoritas dari mereka mengungsi ke wilayah Rusia.
(esn)