Tutu Dukung Kampanye Dunia Boikot Israel
A
A
A
CAPE TOWN - Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu, aktivis Afrika Selatan (Afsel) yang berjuang untuk mengakhiri apartheid, telah bergabung dalam kampanye dunia untuk memboikot Israel.
Gerakan kampanye itu menyerukan kepada banyak perusahaan agar menarik dana hasil keuntungan yang selama ini digelontorkan ke Israel. Imbas dari dukungan dana itulah, Israel leluasa melakukan pendudukan di tanah Palestina.
Tutu adalah salah 1,5 juta orang yang telah bergabung dalam kampanye global oleh kelompok HAM Avaaz. Kelompok itulah yang menyoroti kekejaman invasi Israel di Jalur Gaza yang hingga kini menewaskan sekitar 1.600 orang.
Kampanye global untuk memboikot Israel ditargetkan pada sejumlah produk dari beberapa perusahaan terkemuka. Di antaranya, Hewlett Packard, G4S, Caterpillar, ABP dan Veolia. Perusahan-perusahaan itulah yang secara langsung atau tidak langsung dituduh mendanai Israel dalam membangun pemukiman di tanah Palestina secara ilegal.
“Penarikan perdagangan dengan Afrika Selatan oleh perusahaan multinasional dengan hati nurani pada 1980-an akhirnya membawa negara apartheid bertekuk lutut,” kata Tutu.
”Perusahaan tersebut dipahami telah berkontribusi terhadap perekonomian Afrika Selatan, mereka berkontribusi terhadap tindakan represif terhadap warga kulit hitam di Afrika Selatan,” lanjut dia, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (2/8/2014).
”Jadi, mereka memotong pasokan oksigen (pada rezim) apartheid. Di mana para pemimpin politik dan diplomatik di dunia telah gagal, dan masyarakat sipil yang berhasil,” imbuh Tutu.
Dia menegaskan krisis di Gaza bukan konflik agama. “Krisis yang kita saksikan di Gaza saat ini bukanlah krisis Yahudi atau krisis Muslim. Ini adalah krisis kemanusiaan,” katanya. ”Mereka yang terus melakukan bisnis dengan Israel dan mendanai langsung status quo telah melakukan tindakan tidak adil.”
Gerakan kampanye itu menyerukan kepada banyak perusahaan agar menarik dana hasil keuntungan yang selama ini digelontorkan ke Israel. Imbas dari dukungan dana itulah, Israel leluasa melakukan pendudukan di tanah Palestina.
Tutu adalah salah 1,5 juta orang yang telah bergabung dalam kampanye global oleh kelompok HAM Avaaz. Kelompok itulah yang menyoroti kekejaman invasi Israel di Jalur Gaza yang hingga kini menewaskan sekitar 1.600 orang.
Kampanye global untuk memboikot Israel ditargetkan pada sejumlah produk dari beberapa perusahaan terkemuka. Di antaranya, Hewlett Packard, G4S, Caterpillar, ABP dan Veolia. Perusahan-perusahaan itulah yang secara langsung atau tidak langsung dituduh mendanai Israel dalam membangun pemukiman di tanah Palestina secara ilegal.
“Penarikan perdagangan dengan Afrika Selatan oleh perusahaan multinasional dengan hati nurani pada 1980-an akhirnya membawa negara apartheid bertekuk lutut,” kata Tutu.
”Perusahaan tersebut dipahami telah berkontribusi terhadap perekonomian Afrika Selatan, mereka berkontribusi terhadap tindakan represif terhadap warga kulit hitam di Afrika Selatan,” lanjut dia, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (2/8/2014).
”Jadi, mereka memotong pasokan oksigen (pada rezim) apartheid. Di mana para pemimpin politik dan diplomatik di dunia telah gagal, dan masyarakat sipil yang berhasil,” imbuh Tutu.
Dia menegaskan krisis di Gaza bukan konflik agama. “Krisis yang kita saksikan di Gaza saat ini bukanlah krisis Yahudi atau krisis Muslim. Ini adalah krisis kemanusiaan,” katanya. ”Mereka yang terus melakukan bisnis dengan Israel dan mendanai langsung status quo telah melakukan tindakan tidak adil.”
(mas)