Wanita Turki Dilarang Tertawa Keras di Tempat Umum
A
A
A
ISTANBUL - Wakil Perdana Menteri Turki, Bulent Arinc membuat sebuah renacana kontroversial. Dirinya berencana mengajukan sebuah peraturan yang melarang wanita untuk tertawa keras bila sedang berada di tempat umum.
Melansir Al Arabiya, Rabu (30/7/2014), menurut Arinc, yang sekaligus juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party), peraturan dimaksudkan untuk menaikan derajat wanita, agar wanita dapat bersikap selayaknya wanita terhormat.
“Wanita harus bersikap sesuai dengan norma-norma yang ada, salah satunya adalah untuk tidak terbawa terbahak-bahak di tempat umum. Wanita Turki harus bisa membedakan mana yang layak dan mana yang tidak untuk dilakukan di tempat umum,” ungkap Arinc.
Komentar Arinc ini sendiri mendapatkan komentar pedas dari para pengguna media sosial di Turki. Menurut mereka, peraturan ini akan membuat wanita-wanita Turki kehilangan kebebasan untuk berekspresi.
"Saya hanya bisa tertawa terbahak-bahak setelah mendapatkan pelajaran mengenai moralitas ini," ungkap, salah seorang warga Turki, Hilan Inan yang menulis di Twitter pribadinya mengacu pada komentar yang dibuat Arinc.
Tahun 2013 lalu sempat terjadi protes terhadap Perdana Menteri Turki, Trayyip Erdogan dan Partai AK, yang dipandang terus memaksakan reformasi Islam konservatif dalam hukum konstitusional negara.
Melansir Al Arabiya, Rabu (30/7/2014), menurut Arinc, yang sekaligus juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party), peraturan dimaksudkan untuk menaikan derajat wanita, agar wanita dapat bersikap selayaknya wanita terhormat.
“Wanita harus bersikap sesuai dengan norma-norma yang ada, salah satunya adalah untuk tidak terbawa terbahak-bahak di tempat umum. Wanita Turki harus bisa membedakan mana yang layak dan mana yang tidak untuk dilakukan di tempat umum,” ungkap Arinc.
Komentar Arinc ini sendiri mendapatkan komentar pedas dari para pengguna media sosial di Turki. Menurut mereka, peraturan ini akan membuat wanita-wanita Turki kehilangan kebebasan untuk berekspresi.
"Saya hanya bisa tertawa terbahak-bahak setelah mendapatkan pelajaran mengenai moralitas ini," ungkap, salah seorang warga Turki, Hilan Inan yang menulis di Twitter pribadinya mengacu pada komentar yang dibuat Arinc.
Tahun 2013 lalu sempat terjadi protes terhadap Perdana Menteri Turki, Trayyip Erdogan dan Partai AK, yang dipandang terus memaksakan reformasi Islam konservatif dalam hukum konstitusional negara.
(esn)