Rusia Jajal Rudal Jelajah Nuklir, AS Kesal
A
A
A
WASHINGTON - Rusia telah menguji coba rudal jelajah nuklir. Tindakan itu membuat kesal Amerika Serikat (AS), karena dianggap melanggar perjanjian rudal nuklir 1987.
Perjanjian itu ditandatangani selama Perang Perang Dingin. Uji coba rudal jelajah nuklir Rusia itu disampaikan pejabat senior AS. Namun, pejabat itu tidak memberikan rincian lebih lanjut atas tuduhan tersebut, termasuk waktu dan lokasi uji coba rudal jelajah nuklir Rusia.
Dalam perjanjian 1987, rudal jarak menengah yang mampu melesat hingga 500-5.500 km dilarang. Tuduhan AS itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS dan Rusia yang dipicu oleh krisis Ukraina.
Seorang pejabat senior AS, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa uji coba rudal Rusia itu jadi masalah serius.”Kita berusaha untuk mengatasi dengan berbicara pada Rusia unntuk beberapa waktu saat ini,” katanya seperti dikutip BBC, Selasa (29/7/2014).
“Kami mendorong Rusia untuk kembali sesuai dengan kewajibannya berdasarkan perjanjian dan menghilangkan barang terlarang yang sudah diverifikasi,” imbuh pejabat AS itu.
Sementara itu, Presiden AS, Barack Obama telah menulis surat kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin atas masalah ini. Tuduhan AS itu merupakan tuduhan pertama yang paling serius sejak kedua negara itu bersitegang.
Perjanjian larangan uji coba rudal nuklir ditandatangani oleh pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev dengan Presiden AS, Ronald Reagan, pada 8 Desember 1987. Perjanjian itu disepakati menjelang akhir Perang Dingin.
Perjanjian itu ditandatangani selama Perang Perang Dingin. Uji coba rudal jelajah nuklir Rusia itu disampaikan pejabat senior AS. Namun, pejabat itu tidak memberikan rincian lebih lanjut atas tuduhan tersebut, termasuk waktu dan lokasi uji coba rudal jelajah nuklir Rusia.
Dalam perjanjian 1987, rudal jarak menengah yang mampu melesat hingga 500-5.500 km dilarang. Tuduhan AS itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS dan Rusia yang dipicu oleh krisis Ukraina.
Seorang pejabat senior AS, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa uji coba rudal Rusia itu jadi masalah serius.”Kita berusaha untuk mengatasi dengan berbicara pada Rusia unntuk beberapa waktu saat ini,” katanya seperti dikutip BBC, Selasa (29/7/2014).
“Kami mendorong Rusia untuk kembali sesuai dengan kewajibannya berdasarkan perjanjian dan menghilangkan barang terlarang yang sudah diverifikasi,” imbuh pejabat AS itu.
Sementara itu, Presiden AS, Barack Obama telah menulis surat kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin atas masalah ini. Tuduhan AS itu merupakan tuduhan pertama yang paling serius sejak kedua negara itu bersitegang.
Perjanjian larangan uji coba rudal nuklir ditandatangani oleh pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev dengan Presiden AS, Ronald Reagan, pada 8 Desember 1987. Perjanjian itu disepakati menjelang akhir Perang Dingin.
(mas)