Diinvasi Israel, Palestina Krisis Obat dan Alat Medis

Jum'at, 11 Juli 2014 - 11:37 WIB
Diinvasi Israel, Palestina...
Diinvasi Israel, Palestina Krisis Obat dan Alat Medis
A A A
YERUSALEM - Invasi militer Israel di Jalur Gaza secara besar-besaran memicu kecemasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).Sebab, stok obat dan peralatan medis di Palestina mulai kritis.

Penyebabnya, selain rumah sakit dan sejumlah klinik terkena dampak invasi Israel, Departemen Kesehatan Palestina juga terlilit utang. Kondisi memiriskan di Palestina itu disampaikan WHO dalam keterangan pers-nya.

WHO dan Departemen Kesehatan Palestina menyerukan masyarakat internasional menjadi donor untuk mendukung departemen itu dalam menghadapi lonjakan pasien para korban invasi Israel, dan situasi yang serba sulit di Palestina, terutama di Gaza.

Sejak 6 Juli 2014 hingga sekarang, serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan 90-an jiwa warga Palestina. Lebih dari 500 orang terluka, yang mayoritas korban adalah anak-anak.

Sebuah rumah sakit, tiga klinik dan pusat desalinisasi air di sebuah kamp pengungsi telah rusak terkena invasi Israel. Para petugas khawatir, kerusakan akan lebih besar jika Israel tidak menghentikan serangan udara.

Departemen Kesehatan Palestina telah melaporkan bahwa mereka tidak dapat mempertahankan stok obat yang memadai karena utang yang kronis. Departemen itu terlilit utang USD105 juta kepada pemasok farmasi dan USD148 juta kepada pusat rujukan medis swasta Palestina.

Sejumlah rumah sakit, seperti rumah sakit Yerusalem Timur dan rumah sakit Augusta Victoria sedang mengalami kesusahan akibat stok obat dan peralatan medis mulai kritis.

Seorang dokter di rumah sakit Shifa, yang bertugas selama 24 jam mengeluhkan situasi akibat invasi Israel. ”Kami bekerja dalam situasi yang mengerikan. Saya tidak punya bahan yang diperlukan untuk menjahit pasien. Saya trauma hari ini dan harus berimprovisasi,” rintih dokter yang berbicara dalam kodisi anonim, seperti dikutip Wafa, Jumat (11/7/2014).

Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, Ala Alwan, membenarkan kondisi yang menyedihkan di Gaza. ”Kami menghadapi situasi yang sama seperti pada tahun 2008-2009 dan pada tahun 2012 di Jalur Gaza ketika stok obat-obatan mulai berkurang. Hari ini, Tepi Barat juga terpengaruh oleh kekurangan dana dan obat-obatan,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.140)