Sunat bagi Perempuan Jadi Topik Panas DPR Inggris

Jum'at, 04 Juli 2014 - 13:19 WIB
Sunat bagi Perempuan Jadi Topik Panas DPR Inggris
Sunat bagi Perempuan Jadi Topik Panas DPR Inggris
A A A
LONDON - Mutilasi alat kelamin atau sunat bagi kaum perempuan (FGM) di Inggris menjadi topik panas yang diperbincangkan parlemen Inggris. Bahkan, topik itu dianggap sebagai “skandal nasional”.

Parlemen atau DPR Inggris menyebut sunat bagi kaum perempuan sebagai bentuk pelecehan anak secara ekstrem. Mereka mengecam kegagalan pemerintah, polisi, otortitas pendidikan dan kesehatan yang selama bertahun-tahun gagal mencegah praktik itu.

Sunat bagi kaum perempuan di Inggris sudah resmi dilarang sejak 1985. Namun, praktik masih berjalan secara sembunyi-sembunyi. Parlemen prihatin praktik seperti itu dikaitkan dengan tradisi masyarakat Afrika.

”FGM adalah skandal nasional yang sedang berlangsung yang kemungkinan telah dialami ribuan anak perempuan,” kata Ketua Komite terkait DPR Inggris, Keith Vaz. Menurutnya, laporan FGM semakin meningkat, dan fakta bahwa tradisi itu dijalani para imigran asal Somalia dan negara Afrika lain.

Tahun 2007, ada 66 ribu wanita di Ingris dan Wales yang hidup dengan risiko menjalani FGM. Sedangkan 24 ribu lainnya yang berusia di bawah 15 tahun berisiko mengalami hal serupa.

Menteri Pencegahan Kejahatan Inggris, Norman Baker mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan upaya baru untuk mengatasi praktik berbahaya itu.”Ini sesat dan berdampak pada kesehatan,” ujarnya, seperti dikutip AFP, Jumat (4/7/2014).

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyatakan, negaranya akan menjadi tuan rumah konferensi untuk mengakhiri FGM dalam satu generasi, yang akan digelar tahun ini. Data UNICEF menyebut, sekitar 125 juta wanita dan anak perempuan di seluruh dunia telah mengalami FGM. Mayoritas dialami warga Afrika.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5448 seconds (0.1#10.140)