Buka di Siang Bolong saat Ramadan, Kafe di Libanon Dibom
A
A
A
TRIPOLI - Sebuah kafe di Kota Tripoli, Libanon, nekat buka di siang hari untuk melayani pelanggan. Kafe itu pun diserang dua orang bersenjata tak dikenal dengan bom.
Sedikitnya empat orang terluka akibat serangan bom, dan bangunan kafe rusak. Kedua penyerang, dalam aksinya mengendarai sepeda motor. Mereka kemudian melemparkan bom sebelum melarikan diri.
Kafe bernama Makiya itu, menurut warga setempat, memang dibuka lebar-lebar khusus untuk pelanggan yang tidak berpuasa Ramadan. Pemilik kafe mengklaim, mereka buka untuk melayani pelanggan yang tidak bisa berpuasa karena menderita berbagai penyakit seperti diabetes, ginjal, tekanan darah tinggi dan lain-lain.
Serangan itu terjadi setelah sebuah pernyataan dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Tripoli. Pernyataan itu bersisi desakan kepada warga untuk untuk menghormati bulan suci dengan tidak makan di tempat umum.
Walikota setempat, Nader Ghazal, mengatakan, aturan itu juga berlaku untuk usaha restoran dan kafe. ”Untuk menghormati kesucian bulan Ramadan,” katanya, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (3/7/2014).
Aturan itu sempat dikritik warga Tripoli, karena dianggap melanggar kebebasan pribadi. Namun, Ghazal membela sikapnya, karena itu sebatas imbauan bukan paksaan.”Itu tidak wajib (untuk tidak makan di tempat umum) karena tidak ada hukum yang melarang hal itu,” ujarnya.
Tripoli adalah kota terbesar kedua di Libanon. Ini memiliki beragam kelompok agama dan sektarian. Sudah lama kelompok berbagai agama di kota itu hidup rukun berdampingan dan saling bertoleransi.
Sedikitnya empat orang terluka akibat serangan bom, dan bangunan kafe rusak. Kedua penyerang, dalam aksinya mengendarai sepeda motor. Mereka kemudian melemparkan bom sebelum melarikan diri.
Kafe bernama Makiya itu, menurut warga setempat, memang dibuka lebar-lebar khusus untuk pelanggan yang tidak berpuasa Ramadan. Pemilik kafe mengklaim, mereka buka untuk melayani pelanggan yang tidak bisa berpuasa karena menderita berbagai penyakit seperti diabetes, ginjal, tekanan darah tinggi dan lain-lain.
Serangan itu terjadi setelah sebuah pernyataan dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Tripoli. Pernyataan itu bersisi desakan kepada warga untuk untuk menghormati bulan suci dengan tidak makan di tempat umum.
Walikota setempat, Nader Ghazal, mengatakan, aturan itu juga berlaku untuk usaha restoran dan kafe. ”Untuk menghormati kesucian bulan Ramadan,” katanya, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (3/7/2014).
Aturan itu sempat dikritik warga Tripoli, karena dianggap melanggar kebebasan pribadi. Namun, Ghazal membela sikapnya, karena itu sebatas imbauan bukan paksaan.”Itu tidak wajib (untuk tidak makan di tempat umum) karena tidak ada hukum yang melarang hal itu,” ujarnya.
Tripoli adalah kota terbesar kedua di Libanon. Ini memiliki beragam kelompok agama dan sektarian. Sudah lama kelompok berbagai agama di kota itu hidup rukun berdampingan dan saling bertoleransi.
(mas)