PBB: Irak Masih Bisa Diselamatkan
A
A
A
BAGHDAD - PBB menyatakan kondisi Irak saat ini sudah berada pada titik nadir, dengan semakin merajarelanya militan di negeri kaya minyak itu. Meski begitu, PBB tetap menyatakan negara tersebut masih sangat mungkin untuk diselamatkan.
Sebelumnya, banyak pihak memiliki kekawatiran kalau negara Irak akan terpecah. Hal ini dikarenakan pemerintahan di bawah pimpinan Perdana Menteri Nuri al-Maliki terlalu condong pada kaum Syiah dan sedikit memarjinalkan kaum Sunni.
Wakil khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk Irak, Nickolay Mladenov, seperti dilansir Xinhua, Kamis (26/6/2014), mengatakan, ia sangat yakin Irak masih bisa diselamatkan dan keutuhan negara itu tetap terjaga.
Harapan itu ia tujukan pada sidang parlemen yang akan berlangsung 1 Juli mendatang. Di mana sidang tersebut mungkin akan menjadi awal dari pembentukan pemerintahan persatuan Irak, berdasarkan hasil pemilu 3 April lalu.
"Ini (sidang parlemen) adalah langkah-langkah konstitusional yang diamanatkan dalam proses politik Irak. Jadi, kami berharap bahwa hasil dari sidang parlemen itu akan cepat dipublikasikan,” ungkap Mladenov.
“Ada sebuah kesepakatan yang menyatakan bahwa pemerintah selanjutnya harus bisa merangkul semua pihak yang ada di Irak dan mereka dipimpin oleh oleh orang-orang yang dapat dengan cepat mengatasi sebuah masalah,” Mladenov menambahkan.
Dia berharap militan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak melakukan serangan terhadap ibukota. Serangan terhadap Baghdad diprediksi dalam melumpuhkan negara tersebut.
Sebelumnya, banyak pihak memiliki kekawatiran kalau negara Irak akan terpecah. Hal ini dikarenakan pemerintahan di bawah pimpinan Perdana Menteri Nuri al-Maliki terlalu condong pada kaum Syiah dan sedikit memarjinalkan kaum Sunni.
Wakil khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk Irak, Nickolay Mladenov, seperti dilansir Xinhua, Kamis (26/6/2014), mengatakan, ia sangat yakin Irak masih bisa diselamatkan dan keutuhan negara itu tetap terjaga.
Harapan itu ia tujukan pada sidang parlemen yang akan berlangsung 1 Juli mendatang. Di mana sidang tersebut mungkin akan menjadi awal dari pembentukan pemerintahan persatuan Irak, berdasarkan hasil pemilu 3 April lalu.
"Ini (sidang parlemen) adalah langkah-langkah konstitusional yang diamanatkan dalam proses politik Irak. Jadi, kami berharap bahwa hasil dari sidang parlemen itu akan cepat dipublikasikan,” ungkap Mladenov.
“Ada sebuah kesepakatan yang menyatakan bahwa pemerintah selanjutnya harus bisa merangkul semua pihak yang ada di Irak dan mereka dipimpin oleh oleh orang-orang yang dapat dengan cepat mengatasi sebuah masalah,” Mladenov menambahkan.
Dia berharap militan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak melakukan serangan terhadap ibukota. Serangan terhadap Baghdad diprediksi dalam melumpuhkan negara tersebut.
(esn)