Dendam 40 Anak Terbunuh, Wanita Ukraina Daftar Perang
A
A
A
KIEV - Tatyana Bahteyeva, seorang wanita yang merupakan anggota DPR di Ukraina mendaftarkan diri ke Tentara Naasional Ukraina untuk perang. Dia terpanggil untuk mengangkat senjata karena dendam setelah 40 anak tewas terbunuh dalam konflik di Ukraina.
Dia diambil sumpah sebagai anggota Garda Nasional bersama 600 relawan baru yang bergabung dengan tentara Ukraina. Tatyana merupakan anggota parlemen untuk wilayah Donetsk, Ukraina timur. Sumpah setia dia ucapkan di dekat desa Novi Petrivtsi tidak jauh dari Kiev, Ibukota Ukraina.
Tatyana yang juga seorang dokter itu prihatin dengan kondisi di Ukraina timur, di mana banyak anak menjadi korban konflik antara pemerintah Ukraina dengan separatis lokal pro-Rusia. “Lebih dari 40 anak telah meninggal akibat terkena pecahan peluru,” kata Tatyana.
”Pecahan peluru muncul setelah ledakan di jendela, di mana anak-anak yang berada di dalamnya, yang tidak berdosa telah terkena peluru yang membuat mereka tewas,” lanjut dia, seperti dikutip Mail Online, Selasa (24/6/2014).
Munculnya wanita itu dalam jajaran tentara Ukraina sebagai kejutan. ”Situasi seperti ini dirasakan semua orang di Donetsk, ini adalah alasan mengapa orang begitu takut,” kata Tatyana.
Sementara itu, pemerintah Rusia mengatakan puluhan ribu warga Ukraina, termasuk 5.300 anak, telah melarikan diri ke daerah timur Rusia. Mereka membanjiri wilayah perbatasan Rusia sebagai pengungsi.
Sedangkan salah seorang pemimpin separatis lokal pro-Rusia, Alexander Borodai, mengaku siap melakukan gencatan senjata dengan pasukan Ukraina yang diumumkan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Dia juga berjanji untuk melepaskan pengamat dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) yang telah mereka sandera.
Dia diambil sumpah sebagai anggota Garda Nasional bersama 600 relawan baru yang bergabung dengan tentara Ukraina. Tatyana merupakan anggota parlemen untuk wilayah Donetsk, Ukraina timur. Sumpah setia dia ucapkan di dekat desa Novi Petrivtsi tidak jauh dari Kiev, Ibukota Ukraina.
Tatyana yang juga seorang dokter itu prihatin dengan kondisi di Ukraina timur, di mana banyak anak menjadi korban konflik antara pemerintah Ukraina dengan separatis lokal pro-Rusia. “Lebih dari 40 anak telah meninggal akibat terkena pecahan peluru,” kata Tatyana.
”Pecahan peluru muncul setelah ledakan di jendela, di mana anak-anak yang berada di dalamnya, yang tidak berdosa telah terkena peluru yang membuat mereka tewas,” lanjut dia, seperti dikutip Mail Online, Selasa (24/6/2014).
Munculnya wanita itu dalam jajaran tentara Ukraina sebagai kejutan. ”Situasi seperti ini dirasakan semua orang di Donetsk, ini adalah alasan mengapa orang begitu takut,” kata Tatyana.
Sementara itu, pemerintah Rusia mengatakan puluhan ribu warga Ukraina, termasuk 5.300 anak, telah melarikan diri ke daerah timur Rusia. Mereka membanjiri wilayah perbatasan Rusia sebagai pengungsi.
Sedangkan salah seorang pemimpin separatis lokal pro-Rusia, Alexander Borodai, mengaku siap melakukan gencatan senjata dengan pasukan Ukraina yang diumumkan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Dia juga berjanji untuk melepaskan pengamat dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) yang telah mereka sandera.
(mas)