Gadis Prancis 2 Tahun Dibawa Ayahnya Perang ke Suriah
Sabtu, 21 Juni 2014 - 15:12 WIB

Gadis Prancis 2 Tahun Dibawa Ayahnya Perang ke Suriah
A
A
A
AVIGNON - Seorang ayah di Prancis keturunan Arab telah “menculik” putrinya yang dua tahun. Dia kemudian membawa putrinya itu pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan al-Nusra.
Ibu gadis itu, Mariam Rehim, mengatakan putrinya yang bernama Assia “diculik” oleh suaminya di rumah keluarganya di Kota Avignon, Prancis selatan. Menurut Rehim, pada 14 Oktober 2014, Assia dibawa ayahnya ke Turki sebelum akhirnya menyeberang ke Suriah.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin dirinya dan Assia mati sebagai martir,” kata Rehim kepada Al Arabiya, semalam (20/6/2014).
Rehim hampir setiap hari menangis mencemaskan nasib putrinya. Dia terakhir kali diberi kesempatan berbicara dengan putrinya pada Januari 2014 lalu. Suaminya yang bernama Hamza juga pernah mengirimkan foto putrinya yang mengenakan pita hitam di kepala mirip lambang al-Nusra melalui media sosial.
Menurut Rehim awalnya suaminya adalah seorang pekerja keras dan berjiwa sosial tinggi. Dia pun menyalahkan teman-teman baru suaminya yang telah mengubah kepribadian Hamza. Dia menyebut teman-teman baru suaminya itu sebagai ekstremis.
“Dia menghabiskan hampir 90 persen waktunya di depan internet untuk meng-upadate berita Suriah,” kata Rehim.
Hamza hanya salah satu dari sekitar 700 warga Prancis yang nekat pergi ke Suriah untuk memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad. Presiden Prancis, Francois Hollande pernah mencemaskan keamanan Prancis jika ratusan warganya yang berperang di Suriah nantinya pulang ke Prancis dan membuat kekacauan.
Ibu gadis itu, Mariam Rehim, mengatakan putrinya yang bernama Assia “diculik” oleh suaminya di rumah keluarganya di Kota Avignon, Prancis selatan. Menurut Rehim, pada 14 Oktober 2014, Assia dibawa ayahnya ke Turki sebelum akhirnya menyeberang ke Suriah.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin dirinya dan Assia mati sebagai martir,” kata Rehim kepada Al Arabiya, semalam (20/6/2014).
Rehim hampir setiap hari menangis mencemaskan nasib putrinya. Dia terakhir kali diberi kesempatan berbicara dengan putrinya pada Januari 2014 lalu. Suaminya yang bernama Hamza juga pernah mengirimkan foto putrinya yang mengenakan pita hitam di kepala mirip lambang al-Nusra melalui media sosial.
Menurut Rehim awalnya suaminya adalah seorang pekerja keras dan berjiwa sosial tinggi. Dia pun menyalahkan teman-teman baru suaminya yang telah mengubah kepribadian Hamza. Dia menyebut teman-teman baru suaminya itu sebagai ekstremis.
“Dia menghabiskan hampir 90 persen waktunya di depan internet untuk meng-upadate berita Suriah,” kata Rehim.
Hamza hanya salah satu dari sekitar 700 warga Prancis yang nekat pergi ke Suriah untuk memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad. Presiden Prancis, Francois Hollande pernah mencemaskan keamanan Prancis jika ratusan warganya yang berperang di Suriah nantinya pulang ke Prancis dan membuat kekacauan.
(mas)