Separatis Pro-Rusia Letakkan Senjata, Harga Mati Ukraina
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, menyatakan, Ukraina bersedia bernegoisasi dengan kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Namun, syaratnya separatis pro-Rusia harus meletakkan senjatanya.
Menurutnya, syarat itu sudah menjadi harga mati yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun, para militan separatis pro-Rusia di Ukraina timur belum menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah dan meletakkan senjatanya.
Poroshenko saat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin di Pariss beberapa hari lalu, sudah bersedia untuk berunding dengan kelompok separatis di Ukraina timur. Kala itu, Poroshenko juga mengajukan syarat serupa. Pertemuan Poroshenko dan Putin itu diapresiasi sejumlah pemimpin Eropa, salah satunya Kanselir Jerman, Angela Merkel.
”Kita tidak perlu negosiasi demi negosiasi. Rencana perdamaian kita harus menjadi dasar lebih lanjut untuk melakukan deeskalasi konflik,” demikian keterangan tertulis di situs Presiden Poroshenko yang dikutip Reuters, Kamis (12/6/2014).
“Teroris harus meletakkan senjata mereka,” lanjut keterangan dari Poroshenko itu. Sementara itu, konflik di Donetsk, Ukraina timur antara militan separatis pro-Rusia dan pasukan Kiev masih berlanjut. Rakyat di wilayah itu telah memproklamirkan kemerdekaannya setelah melakukan referendum bulan lalu.
Tapi, negara-negara Barat dan pemerintah Ukraina tidak mengakuinya dan menganggapnya ilegal. Akibatnya, militer Ukraina melakukan operasi militer besar-besaran dengan korban tewas mencapai ratusan jiwa.
Menurutnya, syarat itu sudah menjadi harga mati yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun, para militan separatis pro-Rusia di Ukraina timur belum menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah dan meletakkan senjatanya.
Poroshenko saat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin di Pariss beberapa hari lalu, sudah bersedia untuk berunding dengan kelompok separatis di Ukraina timur. Kala itu, Poroshenko juga mengajukan syarat serupa. Pertemuan Poroshenko dan Putin itu diapresiasi sejumlah pemimpin Eropa, salah satunya Kanselir Jerman, Angela Merkel.
”Kita tidak perlu negosiasi demi negosiasi. Rencana perdamaian kita harus menjadi dasar lebih lanjut untuk melakukan deeskalasi konflik,” demikian keterangan tertulis di situs Presiden Poroshenko yang dikutip Reuters, Kamis (12/6/2014).
“Teroris harus meletakkan senjata mereka,” lanjut keterangan dari Poroshenko itu. Sementara itu, konflik di Donetsk, Ukraina timur antara militan separatis pro-Rusia dan pasukan Kiev masih berlanjut. Rakyat di wilayah itu telah memproklamirkan kemerdekaannya setelah melakukan referendum bulan lalu.
Tapi, negara-negara Barat dan pemerintah Ukraina tidak mengakuinya dan menganggapnya ilegal. Akibatnya, militer Ukraina melakukan operasi militer besar-besaran dengan korban tewas mencapai ratusan jiwa.
(mas)