Assad: Barat Mulai Ubah Haluan dalam Perang Suriah
A
A
A
BEIRUT - Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menyatakan, ada indikasi perubahan haluan dari negara-negara Barat terkait peran mereka dalam perang di Suriah. Perubahan haluan itu, karena negara-negara Barat merasa rugi jika terus membantu para pemberontak.
"Amerika Serikat (AS) dan Barat sudah mulai mengirim tanda-tanda perubahan. Terorisme sekarang sudah mulai mengancam wilayah mereka," ungkap Assad, seperti dilansir Maan News, Kamis (12/6/2014).
Indikasi itu juga didasari atas penyataan kelompok tujuh atau G7, bahwa mereka akan memperketat pertahanan negara mereka terhadap risiko serangan teror oleh kelompok jihadis yang pulang dari Suriah.
“Para pejabat dan mantan pejabat AS sebenarnya mulai mencoba untuk kembali membuka komunikasi dengan kami. Namun, mereka tidak berani karena adanya tekanan yang menghampiri mereka,” ujar Assad.
Perang di Suriah yang sudah berlangsung selama tiga terakhir, telah membuat warga negara itu dilanda kesengsaraan. Terlebih saat pemberontak menerima bantuan asing, yang membuat pertempuran di Suriah semakin sengit dan berlangsung lama.
Rezim Assad sendiri menyatakan bahwa perang di Suriah hanya akan berakhir dengan dialog internal. Namun, pemberontak menganggap hal itu mustahil, karena dua pola pikir yang berbeda tak bisa disatukan di dalam satu meja.
"Amerika Serikat (AS) dan Barat sudah mulai mengirim tanda-tanda perubahan. Terorisme sekarang sudah mulai mengancam wilayah mereka," ungkap Assad, seperti dilansir Maan News, Kamis (12/6/2014).
Indikasi itu juga didasari atas penyataan kelompok tujuh atau G7, bahwa mereka akan memperketat pertahanan negara mereka terhadap risiko serangan teror oleh kelompok jihadis yang pulang dari Suriah.
“Para pejabat dan mantan pejabat AS sebenarnya mulai mencoba untuk kembali membuka komunikasi dengan kami. Namun, mereka tidak berani karena adanya tekanan yang menghampiri mereka,” ujar Assad.
Perang di Suriah yang sudah berlangsung selama tiga terakhir, telah membuat warga negara itu dilanda kesengsaraan. Terlebih saat pemberontak menerima bantuan asing, yang membuat pertempuran di Suriah semakin sengit dan berlangsung lama.
Rezim Assad sendiri menyatakan bahwa perang di Suriah hanya akan berakhir dengan dialog internal. Namun, pemberontak menganggap hal itu mustahil, karena dua pola pikir yang berbeda tak bisa disatukan di dalam satu meja.
(esn)