Ditahan Israel tanpa Sebab, 65 Warga Palestina Mogok Makan

Kamis, 05 Juni 2014 - 13:16 WIB
Ditahan Israel tanpa Sebab, 65 Warga Palestina Mogok Makan
Ditahan Israel tanpa Sebab, 65 Warga Palestina Mogok Makan
A A A
YERUSALEM - Sekitar 65 dari 290 warga Palestina yang ditahan aparat keamanan Israel terkapar di rumah sakit setelah nekat mogok makan massal. Tindakan itu dilakukan sebagai protes atas penahanan mereka yang dilakukan tanpa ada sebab atau tuduhan.

Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pun kebingungan menangani hal itu. Terlebih para dokter di rumah sakit tempat para tahanan Palestina dirawat menolak memaksa para pasien untuk menghentikan aksi mogok makan.

Pemerintah Netanyahu dilaporkan telah meminta hakim mengeluarkan izin perintah untuk memaksa agar para tahanan Palestina makan. Yoel Hadar, penasihat hukum untuk pemerintahan Netanyahu , mengatakan kepada Associated Press, bahwa pihaknya akan memaksa hakim untuk mengeluarkan izin itu dengan alasan kepentingan negara dalam risiko.

Dia khawatir aksi mogok makan akan memicu kerusuhan di wilayah Palestina dan Israel akan menuai banyak kritikan tajam atas kebijakannya. ”Kami ingin hakim untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi pada negara ini jika terjadi sesuatu,” katanya.

“Orang-orang melakukan mogok makan untuk alasan politik. Dan akibatnya bisa merusak situasi politik di negara. Negara juga memiliki hak untuk menghentikan aksi itu,” lanjut Hadar, seperti dikutip Russia Today, semalam (4/6/2014).

Netanyahu sebelumnya menyatakan, pemaksaan agar para tahanan menghentikan aksi mogok makan juga pernah dilakukan Amerika Serikat terhadap para tahanan di Teluk Guantano, Kuba. Akibat kejadian itu, AS pernah dikecam badan hak asasi manusia PBB karena dianggap melakukan pelanggaran hukum internasional.

Sementara itu, anggota keluarga dari para tahanan Palestina mendukung aksi para kerabat mereka, karena tidak ada cara lain untuk menentang penahanan tanpa sebab. Lamees Faraj, misalnya, mengaku telah berpisah dengan suaminya, Abdel Razeg hampir delapan tahun. Razeg yang merupakan anggota Organisasi Pembebasan Palestina ditahan tanpa sebab.

“Suami saya ada di penjara Israel tanpa mengetahui mengapa (dia ditahan) dan kapan mimpi buruk ini akan berakhir,” keluhnya.

Pihak Asosiasi Medis Israel telah meminta para dokter di rumah sakit untuk mengikuti perintah pemerintah Israel untuk memaksa para tahanan yang terkapar di rumah sakit agar makan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6772 seconds (0.1#10.140)