Assad Diprediksi Menang, AS Sebut Pilpres Suriah Aib
![Assad Diprediksi Menang,...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2014/06/04/42/869887/oMhVenmVEt.jpg)
Assad Diprediksi Menang, AS Sebut Pilpres Suriah Aib
A
A
A
WASHINGTON - Pemilihan Presiden (Pilpres) Suriah yang sudah berlangsung sejak Selasa kemarin, diprediksi akan dimenangkan Capres incumbent, Bashar al-Assad. Salah satu alasannya, dua pesaing Assad merupakan Capres yang tidak begitu dikenal.
Selain itu, jutaan rakyat Suriah yang melarikan diri dari negaranya ke berbagai negara untuk menghindari perang tidak diizinkan untuk menggunakan hak pilihnya. Padahal, kebanyakan rakyat Suriah yang melarikan diri itu merupakan kelompok yang menentang rezim Assad. (Baca: Rakyat Suriah Pilih Presiden di Tengah Suasana Perang)
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengecam Pilpres Suriah, karena digelar di saat perang sipil masih berlangsung.”Pemilihan presiden hari ini (kemarin) di Suriah adalah aib,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf, seperti dikutip Reuters, Rabu (4/6/2014).” Assad tidak memiliki kredibilitas.”
Setidaknya 162.000 orang tewas di Suriah sejak pemberontakan terhadap kekuasaan Assad meletus pada Maret 2011. Sejak itu, perang sipil di Suriah terus meluas. Washington menyalahkan kekacauan di Suriah kepada pemerintahan Assad dan menuntut Assad untuk memberi jalan guna membentuk pemerintahan transisi.
”Pemilihan harus menjadi kesempatan bagi orang-orang yang bebas untuk memainkan peran penting dalam memilih pemimpin mereka,” kata Harf kepada AFP. Mantan Duta Besar AS untuk Suriah, Robert Ford kepada CNN, mengungkap alasan pengunduran dirinya pada Mei lalu. Dia merasa sudah tidak sanggup untuk membela kebijakan AS di Suriah, karena Suriah telah mengalami kekacauan.
“Kami melihat ancaman ekstremisme tumbuh,” ujar Ford yang sudah tiga tahub bekerja sama dengan oposisi Suriah. Dia juga tidak mampu untuk membuktikan bahwa 93 persen senjata kimia Assad telah dimusnahkan.”Sekarang dia menggunakan gas klorin terhadap lawan-lawannya,” ujarnya.
Selain itu, jutaan rakyat Suriah yang melarikan diri dari negaranya ke berbagai negara untuk menghindari perang tidak diizinkan untuk menggunakan hak pilihnya. Padahal, kebanyakan rakyat Suriah yang melarikan diri itu merupakan kelompok yang menentang rezim Assad. (Baca: Rakyat Suriah Pilih Presiden di Tengah Suasana Perang)
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengecam Pilpres Suriah, karena digelar di saat perang sipil masih berlangsung.”Pemilihan presiden hari ini (kemarin) di Suriah adalah aib,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf, seperti dikutip Reuters, Rabu (4/6/2014).” Assad tidak memiliki kredibilitas.”
Setidaknya 162.000 orang tewas di Suriah sejak pemberontakan terhadap kekuasaan Assad meletus pada Maret 2011. Sejak itu, perang sipil di Suriah terus meluas. Washington menyalahkan kekacauan di Suriah kepada pemerintahan Assad dan menuntut Assad untuk memberi jalan guna membentuk pemerintahan transisi.
”Pemilihan harus menjadi kesempatan bagi orang-orang yang bebas untuk memainkan peran penting dalam memilih pemimpin mereka,” kata Harf kepada AFP. Mantan Duta Besar AS untuk Suriah, Robert Ford kepada CNN, mengungkap alasan pengunduran dirinya pada Mei lalu. Dia merasa sudah tidak sanggup untuk membela kebijakan AS di Suriah, karena Suriah telah mengalami kekacauan.
“Kami melihat ancaman ekstremisme tumbuh,” ujar Ford yang sudah tiga tahub bekerja sama dengan oposisi Suriah. Dia juga tidak mampu untuk membuktikan bahwa 93 persen senjata kimia Assad telah dimusnahkan.”Sekarang dia menggunakan gas klorin terhadap lawan-lawannya,” ujarnya.
(mas)