AS Ternyata Latih Pemberontak Suriah di Pangkalan Rahasia
A
A
A
DOHA - Sebuah film dokumenter mengungkap bahwa militer Amerika Serikat (AS) selama ini melatih para pemberontak Suriah di sebuah pangkalan rahasia di Qatar. Militer AS terlibat memberikan latihan kepada pemberontak bersenjata untuk menyerang pasukan pemerintah rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
“Militer AS melatih pemberontak untuk menyerang pasukan pemerintah Suriah dan kendaraan (militer Suriah), serta untuk menghabisi para prajurit masih hidup setelah penyergapan,” bunyi sebuah wawancara dalam film dokumenter yang ditayangkan di stasiun televisi PBS, semalam (27/5/2014).
Wartawan bernama Muhammad Ali melakukan wawancara dengan pemberontak dalam sebuah pertemuan rahasia. Para pemberontak semula melakukan pertemuan khusus dengan militer AS di Turki. Setelah itu, mereka menerima senjata dan amunisi dan berlanjut dengan pelatihan di pangkalan rahasia di Qatar.
Di pangkalan rahasia itulah, para pemberontak Suriah diduga menerima pelatihan tiga minggu untuk menggunakan senjata canggih dan teknik bertempur. Mereka juga menerima seragam baru lengkap dengan sepatu bot.
“Mereka melatih kami untuk menyergap musuh rezim (Suriah) atau kendaraan dan memotong jalan. Itu pengakuan seorang pemberontak Suriah yang minta disebut namanya sebagai Hussein,” kata Ali, menurkan pemberontak Suriah yang jadi narasumbernya.
“Mereka juga melatih kami tentang cara untuk menyerang kendaraan dan melakuka razia. Mencuri informasi, senjata dan amunisi, serta bagaimana untuk menghabisi tentara yang masih hidup setelah disergap,” kata seorang pemberontak dengan wajah tetutup topeng saat diwawancarai Ali.
Menurut pengakuan pemberonak Suriah itu, ada sekitar 80 sampai 90 pemberontak lainnya yang dikirim ke Ankara, Turki, untuk diberi pelatihan oleh militer AS. Pihak pemerintah AS belum memberikan konfirmasi atas laporan tersebut.
“Militer AS melatih pemberontak untuk menyerang pasukan pemerintah Suriah dan kendaraan (militer Suriah), serta untuk menghabisi para prajurit masih hidup setelah penyergapan,” bunyi sebuah wawancara dalam film dokumenter yang ditayangkan di stasiun televisi PBS, semalam (27/5/2014).
Wartawan bernama Muhammad Ali melakukan wawancara dengan pemberontak dalam sebuah pertemuan rahasia. Para pemberontak semula melakukan pertemuan khusus dengan militer AS di Turki. Setelah itu, mereka menerima senjata dan amunisi dan berlanjut dengan pelatihan di pangkalan rahasia di Qatar.
Di pangkalan rahasia itulah, para pemberontak Suriah diduga menerima pelatihan tiga minggu untuk menggunakan senjata canggih dan teknik bertempur. Mereka juga menerima seragam baru lengkap dengan sepatu bot.
“Mereka melatih kami untuk menyergap musuh rezim (Suriah) atau kendaraan dan memotong jalan. Itu pengakuan seorang pemberontak Suriah yang minta disebut namanya sebagai Hussein,” kata Ali, menurkan pemberontak Suriah yang jadi narasumbernya.
“Mereka juga melatih kami tentang cara untuk menyerang kendaraan dan melakuka razia. Mencuri informasi, senjata dan amunisi, serta bagaimana untuk menghabisi tentara yang masih hidup setelah disergap,” kata seorang pemberontak dengan wajah tetutup topeng saat diwawancarai Ali.
Menurut pengakuan pemberonak Suriah itu, ada sekitar 80 sampai 90 pemberontak lainnya yang dikirim ke Ankara, Turki, untuk diberi pelatihan oleh militer AS. Pihak pemerintah AS belum memberikan konfirmasi atas laporan tersebut.
(mas)