Sensitif, Tragedi MH370 Justru Difilmkan
A
A
A
CANNES-Film fiksi yang mengisahkan tragedi hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 dipamerkan di Festival Film Cannes 2014, di Perancis. Film sensitif itu dianggap bertaruh nasib, sebab pesawat tersebut sampai saat ini masih dalam pencarian, dan jika ketemu maka film itu dianggap sia-sia.
Film tentang tragedi MH370 diakui sutradaranya, Rupesh Paul, sebagai proyek yang tidak lazim. Film produksi Vanishing Act karya warga India itu menggambarkan situasi penumpang pesawat yang ketakutan. Film tersebut mengangkat tag line “the untold story of the vanished Malaysian flight” atau cerita di balik lenyapnya pesawat Malaysia.
Pesawat MH370 diklaim Malaysia hilang di Samudera Hindia selatan pada tanggal 8 Maret 2014, setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat itu membawa 239 orang, di mana tujuh di antaranya warga Indonesia.
Sampai saat ini, tidak ada jejak pesawat tipe Boeing 777 tersebut, meski pencarian sudah dilakukan lebih dari dua bulan. Paul mengaku ide pembuatan film tragedi MH370 muncul, setelah dia dihubungi wartawan Malaysia yang bersedia bercerita tentang hilangnya pesawat tersebut.
Wartawan yang namanya dirahasiakan itu menceritakan teori terkait tragedi pesawat MH370. Paul menghabiskan waktu 20 hari untuk membuat skenario dengan akhir cerita berdasarkan teori yang berumber dari wartawan Malaysia itu.
Sedangkan pembuatan film pendek itu menghabiskan waktu enam hari dengan lokasi di Bombay, India. Film yang hendak dirilis Agustus 2014 nanti, menurut Paul telah menghabiskan USD3,5 juta atau sekitar Rp17,1 miliar.
Dalam sebuah wawancara dengan laman Variety, Paul mengaku kerap ditanya banyak orang setelah nekat membuat film tragedi MH370. ”Orang-orang bertanya kepada saya tentang satu hal. Jika Anda mengatakan teori itu, dan tiba-tiba pesawat ditemukan dan itu benar-benar sebaliknya (dari teori yang difilmkan), investasi Anda akan sia-sia,” kata Paul menirukan orang-orang yang mengkritiknya.
“Kami akan bodoh. Itulah tantangan terbesar yang saya hadapi,” katanya bertaruh tentang cerita dengan nasib pesawat MH370. Dia sendiri mengklaim keluarga korban MH370 tidak akan terluka dengan film yang dia buat. ”Secara pribadi jika Anda bertanya kepada saya, saya ingin tahu kebenarannya,” ujarnya seperti dilansir Mirror, kemarin (18/5/2014).
Film tentang tragedi MH370 diakui sutradaranya, Rupesh Paul, sebagai proyek yang tidak lazim. Film produksi Vanishing Act karya warga India itu menggambarkan situasi penumpang pesawat yang ketakutan. Film tersebut mengangkat tag line “the untold story of the vanished Malaysian flight” atau cerita di balik lenyapnya pesawat Malaysia.
Pesawat MH370 diklaim Malaysia hilang di Samudera Hindia selatan pada tanggal 8 Maret 2014, setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat itu membawa 239 orang, di mana tujuh di antaranya warga Indonesia.
Sampai saat ini, tidak ada jejak pesawat tipe Boeing 777 tersebut, meski pencarian sudah dilakukan lebih dari dua bulan. Paul mengaku ide pembuatan film tragedi MH370 muncul, setelah dia dihubungi wartawan Malaysia yang bersedia bercerita tentang hilangnya pesawat tersebut.
Wartawan yang namanya dirahasiakan itu menceritakan teori terkait tragedi pesawat MH370. Paul menghabiskan waktu 20 hari untuk membuat skenario dengan akhir cerita berdasarkan teori yang berumber dari wartawan Malaysia itu.
Sedangkan pembuatan film pendek itu menghabiskan waktu enam hari dengan lokasi di Bombay, India. Film yang hendak dirilis Agustus 2014 nanti, menurut Paul telah menghabiskan USD3,5 juta atau sekitar Rp17,1 miliar.
Dalam sebuah wawancara dengan laman Variety, Paul mengaku kerap ditanya banyak orang setelah nekat membuat film tragedi MH370. ”Orang-orang bertanya kepada saya tentang satu hal. Jika Anda mengatakan teori itu, dan tiba-tiba pesawat ditemukan dan itu benar-benar sebaliknya (dari teori yang difilmkan), investasi Anda akan sia-sia,” kata Paul menirukan orang-orang yang mengkritiknya.
“Kami akan bodoh. Itulah tantangan terbesar yang saya hadapi,” katanya bertaruh tentang cerita dengan nasib pesawat MH370. Dia sendiri mengklaim keluarga korban MH370 tidak akan terluka dengan film yang dia buat. ”Secara pribadi jika Anda bertanya kepada saya, saya ingin tahu kebenarannya,” ujarnya seperti dilansir Mirror, kemarin (18/5/2014).
(mas)