Libya Memanas, Gedung DPR Ditembaki
A
A
A
TRIPOLI-Para pria bersenjata bersenjata menyerbu dan menembaki gedung parlemen Libya. Setelah itu, mereka yang mengaku pasukan loyalis jenderal “nakal” Libya, Khalifa Hafter mendesak agar Kongres Nasional Umum (GNC) Parlemen Libya dibekukan.
Pasukan loyalis jenderal yang melakukan kudeta itu juga bersumpah untuk menumpas kelompok milisi bersenjata di Libya. Tentara Nasional Libya yang cenderung berpihak pada Hafter juga menuntut GNC merancang konstitusi baru dan menolak pengangkatan Ahmed Maiteeq sebagai perdana menteri.
Penyerbuan gedung DPR Libya yang terjadi Minggu kemarin, itu kembali memanaskan situasi politik di negara Afrika tersebut sejak ditaktor Muammar Khadafi dilengserkan dan dibunuh. Negara itu tersebut terus mengalami kekacauan, setelah para milisi bersenjata yang ikut menggulingkan Khadafi menolak untuk meletakkan senjata dan terus berhadapan dengan pasukan Hafter.
Kantor berita Reuters pada Senin (19/5/2014) melaporkan, asap tebal membumbung dari gedung DPR Libya, setelah para pria bersenjata bentrok dengan para penjaga gedung parlemen. Para saksi mata mengatakan, selain menyerbu gedung DPR, para pria bersenjata itu juga memblokir jalan.
Dua orang dilaporkan diculik para pria bersenjata tersebut. Sedangkan jaringan Al Arabiya menyebut, enam anggota parlemen dan kepala parlemen, Nouri Abu Sahmain ikut disandera. Sementara itu, Mohammed al - Hegazi, juru bicara Jenderal Hafter, mengatakan, anggota parlemmen dan para pejabat Islam menjadi target serangan pasukan Hafter.
Hafter sejatinya seorang pensiunan jenderal Libya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di pengasingan, di Amerika Serikat. Dia bersumpah untuk membersihkan Libya dari militan Islam.
Sedangkan Tentara Nasional Libya melalui juru bicaranya, Kolonel Mokhtar Farnana, membenarkan jika pasukan Hafter telah menyerbu gedung DPR. Menurutnya, pemerintah Libya akan bertindak secara darurat.
”Kami mengumumkan kepada dunia, bahwa negara tidak bisa menjadi tempat berkembang biak atau inkubator untuk terorisme,” kata Farnana. Kendati demikian, sejumlah laporan menyebut, Tentara Nasional Libya sejatinya juga mendukung pasukan Hafter untuk menumpas para milisi di Libya.
Pasukan loyalis jenderal yang melakukan kudeta itu juga bersumpah untuk menumpas kelompok milisi bersenjata di Libya. Tentara Nasional Libya yang cenderung berpihak pada Hafter juga menuntut GNC merancang konstitusi baru dan menolak pengangkatan Ahmed Maiteeq sebagai perdana menteri.
Penyerbuan gedung DPR Libya yang terjadi Minggu kemarin, itu kembali memanaskan situasi politik di negara Afrika tersebut sejak ditaktor Muammar Khadafi dilengserkan dan dibunuh. Negara itu tersebut terus mengalami kekacauan, setelah para milisi bersenjata yang ikut menggulingkan Khadafi menolak untuk meletakkan senjata dan terus berhadapan dengan pasukan Hafter.
Kantor berita Reuters pada Senin (19/5/2014) melaporkan, asap tebal membumbung dari gedung DPR Libya, setelah para pria bersenjata bentrok dengan para penjaga gedung parlemen. Para saksi mata mengatakan, selain menyerbu gedung DPR, para pria bersenjata itu juga memblokir jalan.
Dua orang dilaporkan diculik para pria bersenjata tersebut. Sedangkan jaringan Al Arabiya menyebut, enam anggota parlemen dan kepala parlemen, Nouri Abu Sahmain ikut disandera. Sementara itu, Mohammed al - Hegazi, juru bicara Jenderal Hafter, mengatakan, anggota parlemmen dan para pejabat Islam menjadi target serangan pasukan Hafter.
Hafter sejatinya seorang pensiunan jenderal Libya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di pengasingan, di Amerika Serikat. Dia bersumpah untuk membersihkan Libya dari militan Islam.
Sedangkan Tentara Nasional Libya melalui juru bicaranya, Kolonel Mokhtar Farnana, membenarkan jika pasukan Hafter telah menyerbu gedung DPR. Menurutnya, pemerintah Libya akan bertindak secara darurat.
”Kami mengumumkan kepada dunia, bahwa negara tidak bisa menjadi tempat berkembang biak atau inkubator untuk terorisme,” kata Farnana. Kendati demikian, sejumlah laporan menyebut, Tentara Nasional Libya sejatinya juga mendukung pasukan Hafter untuk menumpas para milisi di Libya.
(mas)