Rusia: NATO manfaatkan krisis Ukraina untuk eksis di dunia
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Rusia mengungkap tujuan NATO yang memanfaatkan krisis di Ukraina dengan mengerahkan pasukan, pesawat jet tempur dan berbagai kapal perang di Eropa timur.
Menurut Rusia, gebrakan NATO itu hanya untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa mereka masih eksis.Pernyataan itu disampaikan wakil tetap Rusia di NATO, Alexander Grushko, yang dilansir Itar-Tass, Rabu (14/5/2014).
”Beberapa hari ini, perwakilan NATO telah mengatakan banyak hal, betapa pentingnya bagi aliansi (NATO) untuk membangunkan dari dari tidurnya, dan, dilihat dari antusiasme retorika tentang munculnya ancaman baru di Eropa, NATO berusaha masksimal memanfaatkan krisis Ukraina untuk membuktikan bahwa NATO masih dibutuhkan saat ini,” katanya.
“Tujuan retorika yang disengaja ini sederhana, yakni untuk menghidupkan kembali blok (Barat) itu. Untuk menggalang lebih banyak dana untuk kebutuhan militer. Dan ini membutuhkan musuh,” lanjut Grushko.
Menurutnya, kecurigaan NATO, bahwa Rusia ingin melakukan ekspansi ke Eropa timur menjadi alasan NATO untuk bergerak. ”Basis argumen ini sedang dibangun,” ujarnya. Grushko meyatakan, NATO berupaya membuktikan seolah-olah Rusia sedang menciptakan ancaman baru.
“(Namun) pada saat yang sama, mereka memilih untuk mengabaikan kontribusi negara kita (Rusia) yang telah membunuh permusuhan warisan Perang Dingin dan mengakhiri perlombaan senjata. Jika kebenaran terbukti, Eropa harus berterima kasih kepada Rusia,” lanjut duta Rusia itu.
Sebelum pernyataan Grushko itu muncul, NATO pernah beretorika dengan terang-terangan menyebut Rusia saat ini menjadi musuh mereka.“Kelompok sekutu telah dipaksa untuk mengobati Rusia, karena lebih banyak (terlihat sebagai) musuh daripada pasangan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Alexander Vershbow, beberapa waktu lalu. (Baca: NATO: Rusia sekarang jadi musuh!)
Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia yang berusia 61 tahun itu mengatakan, bahwa peran Moskow dalam krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah memaksa NATO untuk mempertimbangkan kembali tindakan di Rusia. Pasukan militer tambahan akan segera dimobilisasi ke wilayah (Ukraina timur) sebagai wilayah yang mengalami ketegangan.
Menurut Rusia, gebrakan NATO itu hanya untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa mereka masih eksis.Pernyataan itu disampaikan wakil tetap Rusia di NATO, Alexander Grushko, yang dilansir Itar-Tass, Rabu (14/5/2014).
”Beberapa hari ini, perwakilan NATO telah mengatakan banyak hal, betapa pentingnya bagi aliansi (NATO) untuk membangunkan dari dari tidurnya, dan, dilihat dari antusiasme retorika tentang munculnya ancaman baru di Eropa, NATO berusaha masksimal memanfaatkan krisis Ukraina untuk membuktikan bahwa NATO masih dibutuhkan saat ini,” katanya.
“Tujuan retorika yang disengaja ini sederhana, yakni untuk menghidupkan kembali blok (Barat) itu. Untuk menggalang lebih banyak dana untuk kebutuhan militer. Dan ini membutuhkan musuh,” lanjut Grushko.
Menurutnya, kecurigaan NATO, bahwa Rusia ingin melakukan ekspansi ke Eropa timur menjadi alasan NATO untuk bergerak. ”Basis argumen ini sedang dibangun,” ujarnya. Grushko meyatakan, NATO berupaya membuktikan seolah-olah Rusia sedang menciptakan ancaman baru.
“(Namun) pada saat yang sama, mereka memilih untuk mengabaikan kontribusi negara kita (Rusia) yang telah membunuh permusuhan warisan Perang Dingin dan mengakhiri perlombaan senjata. Jika kebenaran terbukti, Eropa harus berterima kasih kepada Rusia,” lanjut duta Rusia itu.
Sebelum pernyataan Grushko itu muncul, NATO pernah beretorika dengan terang-terangan menyebut Rusia saat ini menjadi musuh mereka.“Kelompok sekutu telah dipaksa untuk mengobati Rusia, karena lebih banyak (terlihat sebagai) musuh daripada pasangan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Alexander Vershbow, beberapa waktu lalu. (Baca: NATO: Rusia sekarang jadi musuh!)
Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia yang berusia 61 tahun itu mengatakan, bahwa peran Moskow dalam krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah memaksa NATO untuk mempertimbangkan kembali tindakan di Rusia. Pasukan militer tambahan akan segera dimobilisasi ke wilayah (Ukraina timur) sebagai wilayah yang mengalami ketegangan.
(mas)