Hague: Rusia coba ganggu pemilu Ukraina
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, pada Selasa (6/5/2014), menuduh Rusia berusaha untuk mengganggu pemilihan presiden di Ukraina. Hal ini ia utarakan saat melakukan pertemuan dengan Dewan Eropa untuk membahas krisis Ukraina.
"Rusia tampaknya bertekad untuk membuat suatu program pencegahan dan mengganggu pemilu (Ukraina) tersebut. Itu adalah tindakan yang sangat salah," ungkap Hague, seperti dilansir Channel News Asia.
"Saya pikir akan ada pesan yang sangat kuat dari sebagian besar perwakilan negara yang hadir di sini hari ini, bahwa pemilu Ukraina harus diizinkan untuk terus maju. Warga Ukraina memiliki hak untuk menentukan pemerintahan mereka sendiri, presiden mereka sendiri dan melakukan pemilihan demokratis yang bebas," Hague menambahkan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov sendiri tidak berkomentar apa-apa ketika ia menghadiri pertemuan yang diadakan di Wina tersebut. Sementara perwakilan Ukraina, Andriy Deshchytsia, menyatakan, negaranya hanya membutuhkan dukungan dari Dewan Eropa agar pemilu tersebut dapat berlangsung.
Sekitar 30 Menteri Luar Negeri dan para diplomat gambil bagian dalam pertemuan Dewan Eropa yang berlangsung selama satu hari di Wina, Austria. Tapi, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier dan Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius tidak hadir dalam pertemuan itu.
"Rusia tampaknya bertekad untuk membuat suatu program pencegahan dan mengganggu pemilu (Ukraina) tersebut. Itu adalah tindakan yang sangat salah," ungkap Hague, seperti dilansir Channel News Asia.
"Saya pikir akan ada pesan yang sangat kuat dari sebagian besar perwakilan negara yang hadir di sini hari ini, bahwa pemilu Ukraina harus diizinkan untuk terus maju. Warga Ukraina memiliki hak untuk menentukan pemerintahan mereka sendiri, presiden mereka sendiri dan melakukan pemilihan demokratis yang bebas," Hague menambahkan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov sendiri tidak berkomentar apa-apa ketika ia menghadiri pertemuan yang diadakan di Wina tersebut. Sementara perwakilan Ukraina, Andriy Deshchytsia, menyatakan, negaranya hanya membutuhkan dukungan dari Dewan Eropa agar pemilu tersebut dapat berlangsung.
Sekitar 30 Menteri Luar Negeri dan para diplomat gambil bagian dalam pertemuan Dewan Eropa yang berlangsung selama satu hari di Wina, Austria. Tapi, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier dan Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius tidak hadir dalam pertemuan itu.
(esn)