Jaga stabilitas global, UE tak hanya gunakan soft power
A
A
A
Sindonews.com – Salah satu hal yang ingin dicapai oleh Uni Eropa (UE) adalah turut menjadi organisasi yang bisa menjaga stabilitas global, bukan hanya secara ekonomi tapi juga dari segi politik dan keamanan.
Dalam diskusi yang bertemakan Hubungan Indonesia-UE: Merangkul niali-nilai bersama, pada Selasa (6/5/20140, Duta Besar UE untuk Indonesia, Brunei dan ASEAN, Olof Skoog menyatakan, untuk mencapai itu UE tidak hanya menggunakan soft power atau melalui diskusi atau negoisasi, tapi bila diperlukan UE juga akan menggunakan kekuatan militernya.
“Kita tidak hanya menggunakan soft power, tapi juga menggunakan kekuatan militer. Contohnya untuk menganggulangi pembajakan di Somalia. Di sana kita tidak bisa hanya menggunakan soft power,” ungkap Skoog.
Namun, Skoog menyatakan, untuk kasus yang terjadi di Ukraina, dirinya mengakui UE hanya menggunakan soft power. Melalui serangkaian diskusi dan cara diplomas, UE berusaha mengakhiri krisis yang terjadi di negara pecahan Uni Sovitet tersebut.
“Tapi untuk kasus Rusia, kita tidak bisa menggunakan kekuatan militer, karena itu bisa meningkatkan ketegangan,” Skoog menambahkan.
Acara diskusi ini merupakan rangkaian dari acara pekan Uni Eropa yang berlangsung di sembilan kota di Jakarta.
Dalam diskusi yang bertemakan Hubungan Indonesia-UE: Merangkul niali-nilai bersama, pada Selasa (6/5/20140, Duta Besar UE untuk Indonesia, Brunei dan ASEAN, Olof Skoog menyatakan, untuk mencapai itu UE tidak hanya menggunakan soft power atau melalui diskusi atau negoisasi, tapi bila diperlukan UE juga akan menggunakan kekuatan militernya.
“Kita tidak hanya menggunakan soft power, tapi juga menggunakan kekuatan militer. Contohnya untuk menganggulangi pembajakan di Somalia. Di sana kita tidak bisa hanya menggunakan soft power,” ungkap Skoog.
Namun, Skoog menyatakan, untuk kasus yang terjadi di Ukraina, dirinya mengakui UE hanya menggunakan soft power. Melalui serangkaian diskusi dan cara diplomas, UE berusaha mengakhiri krisis yang terjadi di negara pecahan Uni Sovitet tersebut.
“Tapi untuk kasus Rusia, kita tidak bisa menggunakan kekuatan militer, karena itu bisa meningkatkan ketegangan,” Skoog menambahkan.
Acara diskusi ini merupakan rangkaian dari acara pekan Uni Eropa yang berlangsung di sembilan kota di Jakarta.
(esn)