Pertumpahan darah kembali pecah di Ukraina, puluhan tewas
A
A
A
Sindonews.com – Perang saudara antara massa pro-otonomi atau pro-Rusia dan massa pro-Kiev kembali pecah di Odessa, Ukraina tenggara. Data sementara tercatat 31 orang tewas dalam pertumpahan darah itu.
Korban tewas yang sebagian besar dari massa pro-otonomi berjatuhan ketika gedung serikat buruh di Odessa, tempat mereka berkumpul dibakar massa pro-Kiev. Sejumlah laporan melansir data korban tewas yang berbeda-beda. Ada yang menyebut korban tewas mencapai 40-an jiwa, ada pula yang menyatakan 38 jiwa.
Namun, Kementerian Dalam Negeri Ukraina secara resmi menyatakan korban tewas sebanyak 31 orang. Beberapa korban, dilaporkan ada yang dibakar hingga tewas, lainnya karena gagal melarikan diri dari dalam gedung yang dibakar.
Menurut kementerian itu , pada Jumat terjadi kebuntuan antara massa dua kubu. Pertumpahan darah dimulai ketika massa massa pro-Kiev menyerbu tenda-tenda massa anti-Kiev. Aksi berlanjut dengan pembakaran gedung serikat buruh.
Rusia disalahkan
Pembakaran gedung itu berselang beberapa jam setelah operasi militer besar-besaran diluncurkan militer Ukraina di Slavyanks. Presiden interim Ukraina, Oleksandr Turchynov mengatakan banyak kelompok separatis pro-Rusia telah tewas dalam operasi militer. (Baca: Operasi militer besar-besaran, 2 helikopter Ukraina ditembak jatuh)
Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Danylo Lubkivsky kepada BBC menyesalkan pertumpahan darah yang menyebabkan banyak nyawa melayang. Dia menyalahkan pihak Rusia dalam perang saudara kali ini.
”Situasi masih terkendali. Tapi situasi keamanan terancam oleh agen khusus Rusia,” katanya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (3/5/2014). Sebaliknya, pihak Rusia tak terima dengan tuduhan itu, dan menyalahkan balik pihak Pemerintah Ukraina.
Korban tewas yang sebagian besar dari massa pro-otonomi berjatuhan ketika gedung serikat buruh di Odessa, tempat mereka berkumpul dibakar massa pro-Kiev. Sejumlah laporan melansir data korban tewas yang berbeda-beda. Ada yang menyebut korban tewas mencapai 40-an jiwa, ada pula yang menyatakan 38 jiwa.
Namun, Kementerian Dalam Negeri Ukraina secara resmi menyatakan korban tewas sebanyak 31 orang. Beberapa korban, dilaporkan ada yang dibakar hingga tewas, lainnya karena gagal melarikan diri dari dalam gedung yang dibakar.
Menurut kementerian itu , pada Jumat terjadi kebuntuan antara massa dua kubu. Pertumpahan darah dimulai ketika massa massa pro-Kiev menyerbu tenda-tenda massa anti-Kiev. Aksi berlanjut dengan pembakaran gedung serikat buruh.
Rusia disalahkan
Pembakaran gedung itu berselang beberapa jam setelah operasi militer besar-besaran diluncurkan militer Ukraina di Slavyanks. Presiden interim Ukraina, Oleksandr Turchynov mengatakan banyak kelompok separatis pro-Rusia telah tewas dalam operasi militer. (Baca: Operasi militer besar-besaran, 2 helikopter Ukraina ditembak jatuh)
Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Danylo Lubkivsky kepada BBC menyesalkan pertumpahan darah yang menyebabkan banyak nyawa melayang. Dia menyalahkan pihak Rusia dalam perang saudara kali ini.
”Situasi masih terkendali. Tapi situasi keamanan terancam oleh agen khusus Rusia,” katanya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (3/5/2014). Sebaliknya, pihak Rusia tak terima dengan tuduhan itu, dan menyalahkan balik pihak Pemerintah Ukraina.
(mas)