AS jatuhkan sanksi ke Rusia, Pentagon kena batunya
A
A
A
Sindonews.com – Dampak sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Rusia dengan imbas pembekuan kerjasama militer ternyata membuat Pentagon terkena imbasnya. Departemen Pertahanan AS itu mengalami masalah karena tidak bisa mengimpor mesin roket buatan Rusia.
Pejabat senior Pentagon mengatakan impor mesin roket Rusia telah dilarang oleh pengadilan berdasarkan sanksi terhadap Rusia. Jika kondisi itu tidak berubah, Pentagon akan mengalami masalah dalam peluncuran satelit militer. (Baca: Putin peringatkan efek global sanksi terhadap Rusia)
Kerjasama perusahaan alutsista Rusia dan AS dibekukan, setelah Rusia bersitegang dengan Ukraina. Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, memerintahkan untuk mengkaji ulang ketergantungan militer Angkatan Udara AS pada mesin roket buatan Rusia, RD-180.
”Kami tidak memiliki solusi yang bagus. Kami belum membuat keputusan,” kata Frank Kendall, Wakil Departemen Pertahanan AS untuk urusuan akuisisi, seperti dikutip Bloomberg Kamis (1/5/2014). Keluhan Pentagon itu juga telah disampaikan di depan Senat AS.
Perusahaan alutsista AS, United Launch Alliance LLC, mitra dari Lockheed Martin Corp (LMT) dan Boeing Co (BA), selama ini bergantung pada mesin roket RD-180 dari perusahaan patungan Rusia-Amerika RD-Amross LLC sejak tahun 1997. Mesin tersebut telah diproduksi di pabrik NPO Energomash, di dekat Moskow, dan lebih dari 40 unit telah dikirim antara tahun 1997-2007.
AS telah lama menggunakan mesin roket RD-180 untuk peluncuran roket Atlas III dan Atlas V. Hingga kini Pentagon belum menemukan solusi atas masalah itu.
Pejabat senior Pentagon mengatakan impor mesin roket Rusia telah dilarang oleh pengadilan berdasarkan sanksi terhadap Rusia. Jika kondisi itu tidak berubah, Pentagon akan mengalami masalah dalam peluncuran satelit militer. (Baca: Putin peringatkan efek global sanksi terhadap Rusia)
Kerjasama perusahaan alutsista Rusia dan AS dibekukan, setelah Rusia bersitegang dengan Ukraina. Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, memerintahkan untuk mengkaji ulang ketergantungan militer Angkatan Udara AS pada mesin roket buatan Rusia, RD-180.
”Kami tidak memiliki solusi yang bagus. Kami belum membuat keputusan,” kata Frank Kendall, Wakil Departemen Pertahanan AS untuk urusuan akuisisi, seperti dikutip Bloomberg Kamis (1/5/2014). Keluhan Pentagon itu juga telah disampaikan di depan Senat AS.
Perusahaan alutsista AS, United Launch Alliance LLC, mitra dari Lockheed Martin Corp (LMT) dan Boeing Co (BA), selama ini bergantung pada mesin roket RD-180 dari perusahaan patungan Rusia-Amerika RD-Amross LLC sejak tahun 1997. Mesin tersebut telah diproduksi di pabrik NPO Energomash, di dekat Moskow, dan lebih dari 40 unit telah dikirim antara tahun 1997-2007.
AS telah lama menggunakan mesin roket RD-180 untuk peluncuran roket Atlas III dan Atlas V. Hingga kini Pentagon belum menemukan solusi atas masalah itu.
(mas)