Laporan 100 anjing dikubur hidup-hidup gemparkan China
A
A
A
Sindonews.com – Publik China, khususnya para pengguna internet melampiaskan kemarahan mereka atas klaim 100 anjing liar yang dikubur hidup-hidup di wilayah Mongolia, China utara. Namun, aparat pemerintah China menepis klaim itu.
Ihwal munculnya laporan itu bermula dari beredarnya foto di media sosial China, yang menunjukkan sejumlah anjing berada dalam sebuah lubang.”Saya melihat foto-foto anjing di lubang dari WeChat,” ucap wanita lokal, yang minta tidak disebutkan namanya kepada CNN. ”Saya dan beberapa relawan lain pergi untuk mencari lubang itu dan kami menemukannya.
”Kami pertama kali mencoba mengevakuasi dengan ember dan tangga, tapi tidak berhasil. Kemudian kami mengikat simpul untuk membuat lingkaran dengan tali, diturunkan ke dalam lubang. Kami coba memikat anjing ke dalam lingkaran dengan makanan, dan menyuruh anjing-anjing itu keluar dari lubang dengan tali,” lanjut wanita itu yang dilansir CNN, kemarin (29/4/2014).
Karena banyaknya anjing dalam lubang itu, para relawan kemudian menghubungi badan amal binatang terdekat, yakni Yinchuan Stray Animals Home, untuk mendapatkan bantuan. Tapi ketika Yinchuan pergi untuk menyelamatkan anjing-anjing keesokan harinya, mereka menemukan anjing-anjing itu sudah berlarian dan menggonggong.
”Anda bisa melihat teror di mata mereka dan mereka sangat takut dengan orang,” kata Liu, seorang relawan Yinchuan. “Mereka tidak akan meninggalkan satu sama lain,” kata Zhang, relawan lainnya.”Mereka tampak tenang, tapi tertekan.”
Pada hari berikutnya, Yinchuan kembali dengan alat eskavator dan mulai menggali sebuah lubang. Mereka menemukan enam anjing sudah mati. Mereka meyakini, masih banyak anjing yang dkubur dan belum ditemukan.
Beberapa warga China pengguna internet marah dan menyebut tindakan itu memalukan. Sebagian dari mereka menyerukan agar dibuat undang-undang untuk menindak para penyiksa binatang. Mereka menuduh pelaku pengubur anjing secara massal itu adalah aparat penegak hukum lokal.
Namun para pejabat membantah tuduhan itu. ”Investigasi kami menunjukkan bahwa apa yang menyebar secara online itu tidak benar,” kata juru bicara Departemen Publisitas Divisi Administrasi Mongolia, bermarga Wang.
Ihwal munculnya laporan itu bermula dari beredarnya foto di media sosial China, yang menunjukkan sejumlah anjing berada dalam sebuah lubang.”Saya melihat foto-foto anjing di lubang dari WeChat,” ucap wanita lokal, yang minta tidak disebutkan namanya kepada CNN. ”Saya dan beberapa relawan lain pergi untuk mencari lubang itu dan kami menemukannya.
”Kami pertama kali mencoba mengevakuasi dengan ember dan tangga, tapi tidak berhasil. Kemudian kami mengikat simpul untuk membuat lingkaran dengan tali, diturunkan ke dalam lubang. Kami coba memikat anjing ke dalam lingkaran dengan makanan, dan menyuruh anjing-anjing itu keluar dari lubang dengan tali,” lanjut wanita itu yang dilansir CNN, kemarin (29/4/2014).
Karena banyaknya anjing dalam lubang itu, para relawan kemudian menghubungi badan amal binatang terdekat, yakni Yinchuan Stray Animals Home, untuk mendapatkan bantuan. Tapi ketika Yinchuan pergi untuk menyelamatkan anjing-anjing keesokan harinya, mereka menemukan anjing-anjing itu sudah berlarian dan menggonggong.
”Anda bisa melihat teror di mata mereka dan mereka sangat takut dengan orang,” kata Liu, seorang relawan Yinchuan. “Mereka tidak akan meninggalkan satu sama lain,” kata Zhang, relawan lainnya.”Mereka tampak tenang, tapi tertekan.”
Pada hari berikutnya, Yinchuan kembali dengan alat eskavator dan mulai menggali sebuah lubang. Mereka menemukan enam anjing sudah mati. Mereka meyakini, masih banyak anjing yang dkubur dan belum ditemukan.
Beberapa warga China pengguna internet marah dan menyebut tindakan itu memalukan. Sebagian dari mereka menyerukan agar dibuat undang-undang untuk menindak para penyiksa binatang. Mereka menuduh pelaku pengubur anjing secara massal itu adalah aparat penegak hukum lokal.
Namun para pejabat membantah tuduhan itu. ”Investigasi kami menunjukkan bahwa apa yang menyebar secara online itu tidak benar,” kata juru bicara Departemen Publisitas Divisi Administrasi Mongolia, bermarga Wang.
(mas)