Tiga rumusan baru setelah MH370 tak ditemukan
A
A
A
Sindonews.com - Para pejabat Australia telah menerima proposal usulan baru yang diajukan oleh Pemerintah Malaysia. Proposal itu terkait skenario baru untuk penanganan dan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.
Skenario baru itu termasuk soal penanganan puing pesawat, ketika nantinya benar-benar ditemukan. Sudah lebih dari 45 hari pesawat pembawa 239 orang itu belum juga ditemukan. Padahal, pencarian telah melibatkan alat-alat canggih, termasuk kapal selam nirawak Bluefin-21.
Komisaris Kepala Biro Keselamatan Tranportasi Australia, Martin Dolan, seperti dilansir CNN, kemarin petang (22/4/2014) merinci tiga poin rumusan baru itu. Pertama, soal penanganan puing. Jika lokasi kecelakaan ditemukan, termasuk reruntuhan pesawat, maka akan diambil untuk diperiksa tim pencari.
Kedua, skenario soal penanganan korban jika ditemukan. Jika memang ada korban yang ditemukan, satu orang pun akan diupayakan untuk diselamatkan.
Sedangkan yang ketiga adalah soal skenario pencarian. Kedua pihak memutuskan untuk memperluas area pencarian pesawat MH370, setelah Bluefin-21 gagal untuk menemukan puing-puing yang terkait pesawat MH370.
“Pemerintah Australia saat ini sedang mempertimbangkan proposal dari Malaysia dan akan merespon secepat mungkin,” kata Dolan. ”Kami berharap bisa diputuskan minggu depan”. Dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai rincian spesifik usulan yang diajukan oleh Malaysia. Dia menyebut hal itu menjadi perjanjian rahasia.
Selama ini Malaysia menetapkan, bahwa Australia yang memimpin upaya pencarian dan penyelamatan pesawat MH370. Kesepakatan itu menjadi pedoman untuk menjalankan misi pencarian pesawat tersebut.
Namun, setelah tidak ada hasil yang memuaskan, Malaysia mengajukan usulan baru. ”Ada komunikasi di semua tingkatan termasuk Perdana Menteri, juga saya dan teman saya dari Malaysia,” lanjut Dolan, yang menambahkan, bahwa pejabat China juga ikut dilibatkan.
Skenario baru itu termasuk soal penanganan puing pesawat, ketika nantinya benar-benar ditemukan. Sudah lebih dari 45 hari pesawat pembawa 239 orang itu belum juga ditemukan. Padahal, pencarian telah melibatkan alat-alat canggih, termasuk kapal selam nirawak Bluefin-21.
Komisaris Kepala Biro Keselamatan Tranportasi Australia, Martin Dolan, seperti dilansir CNN, kemarin petang (22/4/2014) merinci tiga poin rumusan baru itu. Pertama, soal penanganan puing. Jika lokasi kecelakaan ditemukan, termasuk reruntuhan pesawat, maka akan diambil untuk diperiksa tim pencari.
Kedua, skenario soal penanganan korban jika ditemukan. Jika memang ada korban yang ditemukan, satu orang pun akan diupayakan untuk diselamatkan.
Sedangkan yang ketiga adalah soal skenario pencarian. Kedua pihak memutuskan untuk memperluas area pencarian pesawat MH370, setelah Bluefin-21 gagal untuk menemukan puing-puing yang terkait pesawat MH370.
“Pemerintah Australia saat ini sedang mempertimbangkan proposal dari Malaysia dan akan merespon secepat mungkin,” kata Dolan. ”Kami berharap bisa diputuskan minggu depan”. Dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai rincian spesifik usulan yang diajukan oleh Malaysia. Dia menyebut hal itu menjadi perjanjian rahasia.
Selama ini Malaysia menetapkan, bahwa Australia yang memimpin upaya pencarian dan penyelamatan pesawat MH370. Kesepakatan itu menjadi pedoman untuk menjalankan misi pencarian pesawat tersebut.
Namun, setelah tidak ada hasil yang memuaskan, Malaysia mengajukan usulan baru. ”Ada komunikasi di semua tingkatan termasuk Perdana Menteri, juga saya dan teman saya dari Malaysia,” lanjut Dolan, yang menambahkan, bahwa pejabat China juga ikut dilibatkan.
(mas)