Fatah: Rivalitas dengan Hamas hanya akan jadi sejarah
A
A
A
Sindonews.com – Pejabat senior Fatah, Azzam al-Ahmad mengatakan pada Senin (21/4/2014), ia optimistis ketegangan politik antara Fatah dan Hamas akan segera berakhir, menyusul segera digelarnya pembicaraan rekonsiliasi di Gaza.
“Lima delegasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) akan melakukan perjalanan ke Jalur Gaza dalam waktu 48 jam untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh dan Mousa Abu Marzouq,” ungkap Ahmad, seperti dilansir Maan News.
"Kami akan ke Gaza bukan untuk mengajukan saran baru, melainkan untuk melaksanakan misi yang jelas, yaitu untuk mengakhiri keadaan perselisihan dan mengatasi tiga isu yang menentukan," Ahmad menambahkan.
"Kami akan membicarakan pembentukan pemerintah konsensus nasional, pemilihan umum dan restrukturisasi PLO untuk menjaga persatuan Palestina, sehingga kami dapat mendedikasikan usaha kami untuk menghadapi pendudukan Israel," lanjut Ahmad.
Dalam pertemuan ini kemungkinan juga akan dibahas mengenai penetapan batas waktu untuk membentuk pemerintah persatuan dan akan mulai menerapkan perjanjian Kairo.
Kedua faksi telah beberapa kali membuat usaha melakukan rekonsiliasi nasional, namun selalu gagal. Usaha paling baru dilakukan pada tahun 2012, ketika mereka menandatangani dua perjanjian, satu di Kairo dan yang berikutnya di Doha. Kedua perjanjian tersebut belum pernah sepenuhnya diimplementasikan.
“Lima delegasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) akan melakukan perjalanan ke Jalur Gaza dalam waktu 48 jam untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh dan Mousa Abu Marzouq,” ungkap Ahmad, seperti dilansir Maan News.
"Kami akan ke Gaza bukan untuk mengajukan saran baru, melainkan untuk melaksanakan misi yang jelas, yaitu untuk mengakhiri keadaan perselisihan dan mengatasi tiga isu yang menentukan," Ahmad menambahkan.
"Kami akan membicarakan pembentukan pemerintah konsensus nasional, pemilihan umum dan restrukturisasi PLO untuk menjaga persatuan Palestina, sehingga kami dapat mendedikasikan usaha kami untuk menghadapi pendudukan Israel," lanjut Ahmad.
Dalam pertemuan ini kemungkinan juga akan dibahas mengenai penetapan batas waktu untuk membentuk pemerintah persatuan dan akan mulai menerapkan perjanjian Kairo.
Kedua faksi telah beberapa kali membuat usaha melakukan rekonsiliasi nasional, namun selalu gagal. Usaha paling baru dilakukan pada tahun 2012, ketika mereka menandatangani dua perjanjian, satu di Kairo dan yang berikutnya di Doha. Kedua perjanjian tersebut belum pernah sepenuhnya diimplementasikan.
(esn)