Korban baku tembak jadi 7 orang, Rusia & Ukraina saling tuduh
A
A
A
Sindonews.com – Jumlah korban tewas dalam baku tembak di Ukraina timur bertambah menjadi tujuh orang. Pemerintah Ukraina dan Rusia saling menuduh dan menghujat atas insiden baku tembak selama peryaan Paskah ketika gencatan senjata telah disepakati.
Baku tembak pecah di Slaviansk, Ukraina timur Minggu kemarin. Reuters pada Senin (21/4/2014) melaporkan semula korban tewas lima orang, namun kini bertambah lagi menjadi tujuh orang.
Padahal, berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani di Jenewa pekan lalu, Uni Eropa, Rusia, Ukraina dan Amerika Serikat sepakat bahwa kelompok demonstran bersenjata harus pulang dan akan diawasi petugas keamanan OSCE Eropa. Kelompok bersenjata pro-Rusia mengaku, mereka terlebih dahulu diserang.
Pihak Kiev, menghujat Rusia dan menuduh Moskow telah melakukan provokasi yang memicu baku tembak.”Gencatan senjata selama Easter (Paskah) telah dilanggar,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina. “Provokasi hujatan dari Rusia. Terjadi ketika malam suci bagi orang Kristen berlangsung. Ini jelas dilakukan oleh pasukan khusus Rusia.”
Tak terima dengan tuduhan itu, Kementerian Luar Negeri Rusia membalas dengan menghujat bahwa Kiev telah melakukan penghakiman dan gagal memenuhi kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani di Jenewa. Moskow mengatakan, pihak Ukraina menyerang kelompok demonstran bersenjata lebih dulu dan memicu aksi balasan.
Kelompok milisi separatis di dekat Kota Slaviansk, Ukraina timur kepada Reuters mengatakan empat kendaraan telah mendekati mereka di pos pemeriksaan pada pukul 02.00 waktu Ukraina. Kemudian orang di dalam kendaraan itu melakukan penembakan. ”Dari pihak kami tiga orang tewas, empat orang terluka,” kata salah seorang demonstran bersenjata yang menyebut dirinya sebagai Vladimir.
Kelompok bersenjata itu kembali membalas tembakan dan menewaskan dua orang yang berasal dari gerakan nasionalis Ukraina.
Baku tembak pecah di Slaviansk, Ukraina timur Minggu kemarin. Reuters pada Senin (21/4/2014) melaporkan semula korban tewas lima orang, namun kini bertambah lagi menjadi tujuh orang.
Padahal, berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani di Jenewa pekan lalu, Uni Eropa, Rusia, Ukraina dan Amerika Serikat sepakat bahwa kelompok demonstran bersenjata harus pulang dan akan diawasi petugas keamanan OSCE Eropa. Kelompok bersenjata pro-Rusia mengaku, mereka terlebih dahulu diserang.
Pihak Kiev, menghujat Rusia dan menuduh Moskow telah melakukan provokasi yang memicu baku tembak.”Gencatan senjata selama Easter (Paskah) telah dilanggar,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina. “Provokasi hujatan dari Rusia. Terjadi ketika malam suci bagi orang Kristen berlangsung. Ini jelas dilakukan oleh pasukan khusus Rusia.”
Tak terima dengan tuduhan itu, Kementerian Luar Negeri Rusia membalas dengan menghujat bahwa Kiev telah melakukan penghakiman dan gagal memenuhi kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani di Jenewa. Moskow mengatakan, pihak Ukraina menyerang kelompok demonstran bersenjata lebih dulu dan memicu aksi balasan.
Kelompok milisi separatis di dekat Kota Slaviansk, Ukraina timur kepada Reuters mengatakan empat kendaraan telah mendekati mereka di pos pemeriksaan pada pukul 02.00 waktu Ukraina. Kemudian orang di dalam kendaraan itu melakukan penembakan. ”Dari pihak kami tiga orang tewas, empat orang terluka,” kata salah seorang demonstran bersenjata yang menyebut dirinya sebagai Vladimir.
Kelompok bersenjata itu kembali membalas tembakan dan menewaskan dua orang yang berasal dari gerakan nasionalis Ukraina.
(mas)