Obama: AS tidak mentolelir kekerasan agama
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Barack Obama menegaskan pada Senin (14/4/2014), bahwa kekerasan agama tidak punya tempat dalam masyarakat Amerika Serikat (AS). Penegasan ini disampaikan Obama setelah seorang pria bersenjata dengan motif anti-Semit, diduga membunuh tiga orang di sebuah pusat Yahudi di AS.
"Tidak ada yang perlu khawatir tentang keamanan mereka ketika berkumpul dengan rekan-rekan seiman mereka. Tidak ada yang harus takut akan keselamatan mereka ketika mereka pergi untuk berdoa," tegas Obama, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (15/4/2014).
Obama mengatakan, penembakan itu sangat tragis karena insiden terjadi ketika orang-orang Yahudi sedang bersiap-siap untuk merayakan Paskah dan orang-orang Kristen akan melaksanakan Minggu Palma.
"Sebagai orang Amerika, kita harus bersatu melawan jenis kekerasan yang mengerikan, yang tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," ungkap Obama.
"Semua agama harus bersatu untuk memerangi kebodohan dan intoleransi, termasuk anti-Semitisme, yang dapat menyebabkan kebencian dan kekerasan," Obama menambahkan.
Jaksa Agung AS, Eric Holder mengatakan, Departemen Kehakiman akan bekerja dengan rekan-rekan negara bagian dan lokal untuk menyediakan semua dukungan yang tersedia dan untuk menentukan apakah undang-undang federal tentang kejahatan rasial yang akan digunakan dalam kasus penembahakan ini.
"Tidak ada yang perlu khawatir tentang keamanan mereka ketika berkumpul dengan rekan-rekan seiman mereka. Tidak ada yang harus takut akan keselamatan mereka ketika mereka pergi untuk berdoa," tegas Obama, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (15/4/2014).
Obama mengatakan, penembakan itu sangat tragis karena insiden terjadi ketika orang-orang Yahudi sedang bersiap-siap untuk merayakan Paskah dan orang-orang Kristen akan melaksanakan Minggu Palma.
"Sebagai orang Amerika, kita harus bersatu melawan jenis kekerasan yang mengerikan, yang tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," ungkap Obama.
"Semua agama harus bersatu untuk memerangi kebodohan dan intoleransi, termasuk anti-Semitisme, yang dapat menyebabkan kebencian dan kekerasan," Obama menambahkan.
Jaksa Agung AS, Eric Holder mengatakan, Departemen Kehakiman akan bekerja dengan rekan-rekan negara bagian dan lokal untuk menyediakan semua dukungan yang tersedia dan untuk menentukan apakah undang-undang federal tentang kejahatan rasial yang akan digunakan dalam kasus penembahakan ini.
(esn)