Singgung Muslim, Pangeran Charles tolak dukung Salman Rusdhie
A
A
A
Sindonews.com – Calon pewaris takhta Kerajaan Inggris, Pengeran Charles, menolak untuk mendukung Salman Rushdie. Sebab, karya Rusdhie berjudul “The Satanic Verses” (Ayat-sayat setan) telah menyinggung umat Muslim.
Salman Rushdie telah difatwa mati oleh para ulama Muslim tahun 1989 setelah menerbitkan novel yang menyinggung umat Muslim sedunia itu. Rusdhie lantas bersembunyi di Inggris, karena nyawanya merasa terancam.
Dalam sebuah artikel untuk Vanity Fair, penulis yang juga teman Rusdhie,Martin Amis, mengklaim bahwa pandangan Pangeran Charles menolak untuk mendukung Rusdhie. Alasannya, penulis itu menghina keyakinan orang lain terlalu dalam.
“Di belakang, Pangeran Charles menolak untuk mendukung Salman Rusdhie ketika fatwa (mati) itu muncul atas novel ‘The Satanic Verses’, karena dia pikir novel itu menyinggung umat Muslim,” kata Amis semalam (14/4/2014) seperti dilansir Mail Online.
Salah satu fatwa mati untuk Rusdhie pernah dikeluarkan ulama Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini atas publikasi “The Satanic Verses”. Novel itu dianggap menghina Nabi Muhammad dan Alquran.
Setelah fatwa itu muncul, gelombang pembakaran buku di Inggris bermunculan. Juga disertai kerusuhan di berbagai negara Muslim, dengan korban jiwa mencapai 60 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Dalam artikel di majalah Vanity Fair, Amis menceritakan pengalaman kemarahan Pangeran Charles atas novel karya Rusdhie itu. Dia pun mengakui kejujuran sikap Charles. ”Saya bertengkar dengan Pangeran Charles pada sebuah pesta makan malam kecil,” katanya.
”Dia (Charles) bilang, ‘maafkan saya, tetapi jika seseorang menghina keyakinan orang lain terlalu dalam,, maka baiknya, bla bla bla...’,” lanjut Amis yang menggambarkan penolakan dukungan Pangeran Charles terhadap Rusdhie.
Amis mengaku saat itu mencoba memberikan penjelasan soal karya Rusdhie itu. ”Saya mengatakan bahwa novel itu tidak bermaksud untuk menghina siapa pun,” kata Amis kepada Charles. Tapi pangeran Inggris itu tetap pada sikapnya, bahwa novel Salman Rusdhie telah menyinggung keyakinan orang lain.
Salman Rushdie telah difatwa mati oleh para ulama Muslim tahun 1989 setelah menerbitkan novel yang menyinggung umat Muslim sedunia itu. Rusdhie lantas bersembunyi di Inggris, karena nyawanya merasa terancam.
Dalam sebuah artikel untuk Vanity Fair, penulis yang juga teman Rusdhie,Martin Amis, mengklaim bahwa pandangan Pangeran Charles menolak untuk mendukung Rusdhie. Alasannya, penulis itu menghina keyakinan orang lain terlalu dalam.
“Di belakang, Pangeran Charles menolak untuk mendukung Salman Rusdhie ketika fatwa (mati) itu muncul atas novel ‘The Satanic Verses’, karena dia pikir novel itu menyinggung umat Muslim,” kata Amis semalam (14/4/2014) seperti dilansir Mail Online.
Salah satu fatwa mati untuk Rusdhie pernah dikeluarkan ulama Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini atas publikasi “The Satanic Verses”. Novel itu dianggap menghina Nabi Muhammad dan Alquran.
Setelah fatwa itu muncul, gelombang pembakaran buku di Inggris bermunculan. Juga disertai kerusuhan di berbagai negara Muslim, dengan korban jiwa mencapai 60 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Dalam artikel di majalah Vanity Fair, Amis menceritakan pengalaman kemarahan Pangeran Charles atas novel karya Rusdhie itu. Dia pun mengakui kejujuran sikap Charles. ”Saya bertengkar dengan Pangeran Charles pada sebuah pesta makan malam kecil,” katanya.
”Dia (Charles) bilang, ‘maafkan saya, tetapi jika seseorang menghina keyakinan orang lain terlalu dalam,, maka baiknya, bla bla bla...’,” lanjut Amis yang menggambarkan penolakan dukungan Pangeran Charles terhadap Rusdhie.
Amis mengaku saat itu mencoba memberikan penjelasan soal karya Rusdhie itu. ”Saya mengatakan bahwa novel itu tidak bermaksud untuk menghina siapa pun,” kata Amis kepada Charles. Tapi pangeran Inggris itu tetap pada sikapnya, bahwa novel Salman Rusdhie telah menyinggung keyakinan orang lain.
(mas)