Lavrov: Penanganan demo pro Rusia tak perlu gunakan kekuatan
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan, Pemerintah Ukraina tak perlu menggunakan kekuatan untuk mengatasi aksi demonstrasi yang dilakukan massa pro Rusia di wilayah Ukraina.
Hal ini disampaikan Lavrov saat melakukan percakapan telepon dengan pejabat Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrei Deshchytsa, Senin (7/4/2014). Demikian dinyatakan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip dari Reuters.
“Diperlukan sikap hormat dalam menanggapi aspirasi warga yang tinggal di tenggara Ukraina dan penggunaan memaksa dalam merespon tuntutan demonstran untuk melindungi bahasa, budaya, dan hak-hak sosial ekonomi, tidaklah dapat diterima,” sebut pernyataan Kemenlu Rusia.
Sebelumnya dilaporkan, demonstran pro Rusia yang berhasil menembus penjagaan polisi telah menyerbu gedung-gedung pemerintah di tiga kota, di Ukraina timur. Yakni di Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Mereka menuntut referendum kemerdekaan dari pemerintah baru Ukraina.
Massa pro-Rusia bentrok dengan polisi dan mengibarkan bendera Rusia di senjumlah bangunan. Amukan massa itu bukan yang pertama kali terjadi di Ukraina timur. Aksi serupa bermunculan dengan lebih terkoordinasi.
Hal ini disampaikan Lavrov saat melakukan percakapan telepon dengan pejabat Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrei Deshchytsa, Senin (7/4/2014). Demikian dinyatakan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip dari Reuters.
“Diperlukan sikap hormat dalam menanggapi aspirasi warga yang tinggal di tenggara Ukraina dan penggunaan memaksa dalam merespon tuntutan demonstran untuk melindungi bahasa, budaya, dan hak-hak sosial ekonomi, tidaklah dapat diterima,” sebut pernyataan Kemenlu Rusia.
Sebelumnya dilaporkan, demonstran pro Rusia yang berhasil menembus penjagaan polisi telah menyerbu gedung-gedung pemerintah di tiga kota, di Ukraina timur. Yakni di Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Mereka menuntut referendum kemerdekaan dari pemerintah baru Ukraina.
Massa pro-Rusia bentrok dengan polisi dan mengibarkan bendera Rusia di senjumlah bangunan. Amukan massa itu bukan yang pertama kali terjadi di Ukraina timur. Aksi serupa bermunculan dengan lebih terkoordinasi.
(esn)