Tuntut referendum, massa pro-Rusia mengamuk di Ukraina
A
A
A
Sindonews.com –Massa pro-Rusia mengamuk dan merusak sejumlah gedung pemerintah di Ukraina. Presiden terguling Ukraina, Viktor Yanukovych dan Presiden Rusia, Vladimir Putin dituduh sebagai perencana amukan massa itu.
Massa yang berhasil menembus penjagaan polisi telah menyerbu gedung-gedung pemerintah di tiga kota, di Ukraina timur. Yakni di Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Mereka menuntut referendum kemerdekaan dari pemerintah baru Ukraina.
Massa pro-Rusia bentrok dengan polisi dan mengibarkan bendera Rusia di senjumlah bangunan. Amukan massa itu bukan yang pertama kali terjadi di Ukraina timur. Aksi serupa bermunculan dengan lebih terkoordinasi.
Akibat amukan massa itu, para pejabat baru Ukraina membatalkan lawatan mereka ke luar negeri. Mereka khawatir jika Presiden Rusia, Vladimir Putin, setiap saat mengklaim bahwa Kiev telah kehilangan kontrol dari timur Ukraina, dan Rusia bisa campur tangan, seperti halnya yang terjadi di Crimea sebelumnya.
Putin sendiri pernah mengatakan, bahwa Moskow berhak melindungi warga etnis Rusia di Ukraina. Dalam aksinya, massa terus meneriakkan; ”Rusia, Rusia”.
Ihor Dyomin, juru bicara polisi kota Donetsk, mengatakan sekitar 1.000 orang telah mengambil bagian dalam penyerbuan gedung.”Sekitar 100 orang sekarang dalam gedung dan mengepung gedung,” katanya, seperti dikutip BBC, semalam (6/4/2014).
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov menuduh Presiden Putin dan Yanukovych, sebaga biang dari gelombang separatis di Ukraina timur.
”Orang-orang yang telah berkumpul tidak banyak tetapi mereka sangat agresif. Situasi akan dikendalikan tanpa pertumpahan darah. Pendekatan pemerintah akan dilakukan kepada semua yang melawan, kepada semua yang menyerang gedung-gedung pemerintah,” tulis Avakov di halaman Facebook-nya.
Massa yang berhasil menembus penjagaan polisi telah menyerbu gedung-gedung pemerintah di tiga kota, di Ukraina timur. Yakni di Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Mereka menuntut referendum kemerdekaan dari pemerintah baru Ukraina.
Massa pro-Rusia bentrok dengan polisi dan mengibarkan bendera Rusia di senjumlah bangunan. Amukan massa itu bukan yang pertama kali terjadi di Ukraina timur. Aksi serupa bermunculan dengan lebih terkoordinasi.
Akibat amukan massa itu, para pejabat baru Ukraina membatalkan lawatan mereka ke luar negeri. Mereka khawatir jika Presiden Rusia, Vladimir Putin, setiap saat mengklaim bahwa Kiev telah kehilangan kontrol dari timur Ukraina, dan Rusia bisa campur tangan, seperti halnya yang terjadi di Crimea sebelumnya.
Putin sendiri pernah mengatakan, bahwa Moskow berhak melindungi warga etnis Rusia di Ukraina. Dalam aksinya, massa terus meneriakkan; ”Rusia, Rusia”.
Ihor Dyomin, juru bicara polisi kota Donetsk, mengatakan sekitar 1.000 orang telah mengambil bagian dalam penyerbuan gedung.”Sekitar 100 orang sekarang dalam gedung dan mengepung gedung,” katanya, seperti dikutip BBC, semalam (6/4/2014).
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov menuduh Presiden Putin dan Yanukovych, sebaga biang dari gelombang separatis di Ukraina timur.
”Orang-orang yang telah berkumpul tidak banyak tetapi mereka sangat agresif. Situasi akan dikendalikan tanpa pertumpahan darah. Pendekatan pemerintah akan dilakukan kepada semua yang melawan, kepada semua yang menyerang gedung-gedung pemerintah,” tulis Avakov di halaman Facebook-nya.
(mas)