Buru teroris, AS hendak kerahkan drone di Asia Tengah
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS), berencana mengerahkan pesawat tak berawak atau drone di kawasan Asia Tengah. Drone-drone AS akan disiagakan di Asia Tengah dengan klaim untuk memburu teroris.
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, sudah bersiap-siap menarik sebagian besar pasukannya yang ada di Afghanistan pada akhir tahun 2014. Sedangkan drone-drone militer AS sudah lama beroperasi di Pakistan dengan klaim memburu militan Taliban dan al-Qaeda, meskipun tidak sedikit warga sipil ikut menjadi korban.
Laman Los Angeles Times, semalam, melaporkan bahwa,AS sedang mempertimbangkan untuk memindah drone-drone militer mereka yang ada di pangkalan udara lain ke pangkalan udara di Asia Tengah. Pemindahan drone-drone itu, akan memicu kontroversi, termasuk kemungkinan penentangan dari kubu oposisi Pemerintah AS.
Media AS itu, mengutip dari sumber keamanan AS secara anonim, menyatakan, CIA mengumpulkan orang-orang di wilayah Asia Tengah yang memiliki informasi perihal keberadaan para militan ekstremis. Orang-orang yang direkrut itu, akann dibekali alat canggih untuk melacak dan melaporkan informasi tentang keberadaan para militan garis keras, termasuk anggota al-Qaeda.
”Mereka membayar orang untuk menempatkan pelacak GPS pada mobil atau bangunan untuk membantu memandu rudal pesawat tak berawak diluncurkan,” tulis media AS tersebut, mengutip sumber keamanan AS.
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, sudah bersiap-siap menarik sebagian besar pasukannya yang ada di Afghanistan pada akhir tahun 2014. Sedangkan drone-drone militer AS sudah lama beroperasi di Pakistan dengan klaim memburu militan Taliban dan al-Qaeda, meskipun tidak sedikit warga sipil ikut menjadi korban.
Laman Los Angeles Times, semalam, melaporkan bahwa,AS sedang mempertimbangkan untuk memindah drone-drone militer mereka yang ada di pangkalan udara lain ke pangkalan udara di Asia Tengah. Pemindahan drone-drone itu, akan memicu kontroversi, termasuk kemungkinan penentangan dari kubu oposisi Pemerintah AS.
Media AS itu, mengutip dari sumber keamanan AS secara anonim, menyatakan, CIA mengumpulkan orang-orang di wilayah Asia Tengah yang memiliki informasi perihal keberadaan para militan ekstremis. Orang-orang yang direkrut itu, akann dibekali alat canggih untuk melacak dan melaporkan informasi tentang keberadaan para militan garis keras, termasuk anggota al-Qaeda.
”Mereka membayar orang untuk menempatkan pelacak GPS pada mobil atau bangunan untuk membantu memandu rudal pesawat tak berawak diluncurkan,” tulis media AS tersebut, mengutip sumber keamanan AS.
(mas)