Caplok tanah Palestina, Israel hendak bangun seminari Yahudi
A
A
A
Sindonews.com - Komite pembangunan Israel berencana membangun seminari Yahudi berlantai sembilan. Lokasinya pembangunan itu berada di jantung wilayah Palestina yang dicaplok Israel.
”Renacannya, ini untuk sembilan lantai, untuk (pendidikan) Yeshiva ultra- Ortodoks di Sheikh Jarrah,” kata juru bicara komitr itu, Lior Amihai. ”Rencana itu seharusnya dibahas dan disetujui beberapa minggu yang lalu, namun ditunda, karena alasan politik,” lanjut dia kemarin, seperti dikutip al-Arabiya.
Sheikh Jarrah adalah lingkungan perumahan Palestina yang terletak di sebelah utara dari kota tua. Daerah itu merupakan rumah bagi sekitar 2.700 warga Palestina, termasuk landmark terkenal. Seperti Orient House , American Colony Hotel dan Teater Nasional Palestina.
Seperti diketahui Israel merebut Yerusalem Timur selama Perang Enam Hari tahun 1967. Setelah itu, Israel mencaplok wilayah Palestina tersebut, meski tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional .
Palestina sudah lama menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka. Tuntuan itu juga kerap muncul dalam perundingan damai antara Israel dan Palestina yang disponsori Amerika Serikat.
Baik Palestina, maupun masyarakat internasional menganggap semua pembangunan Israel di tanah rampasan pada tahun 1967 sebagai pelanggaran hukum internasional.
”Renacannya, ini untuk sembilan lantai, untuk (pendidikan) Yeshiva ultra- Ortodoks di Sheikh Jarrah,” kata juru bicara komitr itu, Lior Amihai. ”Rencana itu seharusnya dibahas dan disetujui beberapa minggu yang lalu, namun ditunda, karena alasan politik,” lanjut dia kemarin, seperti dikutip al-Arabiya.
Sheikh Jarrah adalah lingkungan perumahan Palestina yang terletak di sebelah utara dari kota tua. Daerah itu merupakan rumah bagi sekitar 2.700 warga Palestina, termasuk landmark terkenal. Seperti Orient House , American Colony Hotel dan Teater Nasional Palestina.
Seperti diketahui Israel merebut Yerusalem Timur selama Perang Enam Hari tahun 1967. Setelah itu, Israel mencaplok wilayah Palestina tersebut, meski tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional .
Palestina sudah lama menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka. Tuntuan itu juga kerap muncul dalam perundingan damai antara Israel dan Palestina yang disponsori Amerika Serikat.
Baik Palestina, maupun masyarakat internasional menganggap semua pembangunan Israel di tanah rampasan pada tahun 1967 sebagai pelanggaran hukum internasional.
(mas)