Istri polisi ditembak dan dibakar di Thailand Selatan
Senin, 10 Februari 2014 - 20:42 WIB
Istri polisi ditembak dan dibakar di Thailand Selatan
A
A
A
Sindonews.com – Seorang istri polisi ditembak mati dan kemudian dibakar di sebuah pasar yang ramai di Thailand selatan, wilayah yang kerap diwarnai aksi kekerasan. Menurut para pejabat setempat, tindakan sadis ini adalah sebuah serangan balas dendam.
Wanita berusia 28 tahun dtersebut ditembak mati pada Minggu (9/2/2014) sore, saat ia kembali ke mobilnya setelah pulang berbelanja dari pasar di wilayah Ratapanyang, Provinsi Pattani.
Seperti dilaporkan AFP, setelah ditembak, tubuh wanita itu dibakar di depan pengunjung pasar. Namun, tidak ada seorang pun yang berani memberikan keterangan karena takut pembalasan dari para penyerang, yang diduga adalah anggota kelompok militan.
Seorang polisi setempat mengatakan, ada sebuah catatan tertinggal yang mengindikasikan ini adalah sebuah serangan balasan atas kematian tiga saudara Muslim berusia tiga, lima, dan sembilan tahun.
Pihak gerilyawan menyalahkan pemerintah Thailand atas pembunuhan anak laki-laki tersebut, meskipun belum ada bukti resmi untuk mendukung klaim tersebut.
Ada lebih dari 40 pembunuhan sejak awal tahun di tiga provinsi selatan Thailand. Para ahli mengatakan, lonjakan kematian terkait dengan molornya pembicaraan damai antara pemerintah dengan kelompok militan.
Wanita berusia 28 tahun dtersebut ditembak mati pada Minggu (9/2/2014) sore, saat ia kembali ke mobilnya setelah pulang berbelanja dari pasar di wilayah Ratapanyang, Provinsi Pattani.
Seperti dilaporkan AFP, setelah ditembak, tubuh wanita itu dibakar di depan pengunjung pasar. Namun, tidak ada seorang pun yang berani memberikan keterangan karena takut pembalasan dari para penyerang, yang diduga adalah anggota kelompok militan.
Seorang polisi setempat mengatakan, ada sebuah catatan tertinggal yang mengindikasikan ini adalah sebuah serangan balasan atas kematian tiga saudara Muslim berusia tiga, lima, dan sembilan tahun.
Pihak gerilyawan menyalahkan pemerintah Thailand atas pembunuhan anak laki-laki tersebut, meskipun belum ada bukti resmi untuk mendukung klaim tersebut.
Ada lebih dari 40 pembunuhan sejak awal tahun di tiga provinsi selatan Thailand. Para ahli mengatakan, lonjakan kematian terkait dengan molornya pembicaraan damai antara pemerintah dengan kelompok militan.
(esn)
