Ditawari ampunan dengan syarat, demonstran Ukraina menolak
A
A
A
Sindonews.com - Parlemen Ukraina telah mengadopsi hukum yang menawarkan amnesti atau pengampunan kepada puluhan demonstran anti – pemerintah yang telah ditangkap. Namun, pengampunan itu disertai syarat, bahwa demonstran harus mengosongkan gedung-gedung pemerintah yang mereka duduki.
Keputusan pembutan produk hukum untuk memberikan amnesti itu diwarnai perdebatan di kalangan anggota parlemen. Namun, akhirnya parlemen sepakat mengesahkan produk hukum untuk memberkan amnesti kepada demonstran yang ditangkap.
Sementara itu, para demonstran di Independence Square, Kiev, menolak tawaran amnesti yang disertai syarat itu. Menurut mereka, revolusi Ukraina menjadi harga mati.
”Kami berada di sini tidak untuk menerima amnesti. Kami di sini untuk menyingkirkan mafia di negara ini. Kami tidak peduli aktivis dilepaskan atau tidak. Revolusi akan berlanjut,” kata Borgan Kurtiak , seorang pengunjuk rasa anti – pemerintah, seperti dikutip al-Jazeera, Kamis (30/1/2014).
Para pengunjuk rasa terus menuntut pengunduran diri Presiden Yanukovich. Mereka juga menuntut digelarnya pemilu dini, dan pengusutan terhadap para polisi yang melakukan penembakan terhadap demonstran.
”Semua orang-orang yang berdiri di sini, tidak semuanya radikal , namun warga yang damai baik di Kiev dan di seluruh Ukraina,” kata Nikolai, seorang demonstran anti-pemerintah.
Keputusan pembutan produk hukum untuk memberikan amnesti itu diwarnai perdebatan di kalangan anggota parlemen. Namun, akhirnya parlemen sepakat mengesahkan produk hukum untuk memberkan amnesti kepada demonstran yang ditangkap.
Sementara itu, para demonstran di Independence Square, Kiev, menolak tawaran amnesti yang disertai syarat itu. Menurut mereka, revolusi Ukraina menjadi harga mati.
”Kami berada di sini tidak untuk menerima amnesti. Kami di sini untuk menyingkirkan mafia di negara ini. Kami tidak peduli aktivis dilepaskan atau tidak. Revolusi akan berlanjut,” kata Borgan Kurtiak , seorang pengunjuk rasa anti – pemerintah, seperti dikutip al-Jazeera, Kamis (30/1/2014).
Para pengunjuk rasa terus menuntut pengunduran diri Presiden Yanukovich. Mereka juga menuntut digelarnya pemilu dini, dan pengusutan terhadap para polisi yang melakukan penembakan terhadap demonstran.
”Semua orang-orang yang berdiri di sini, tidak semuanya radikal , namun warga yang damai baik di Kiev dan di seluruh Ukraina,” kata Nikolai, seorang demonstran anti-pemerintah.
(mas)