Konferensi damai Suriah temui jalan buntu
A
A
A
Sindonews.com – Konferensi Jenewa II yang digagas untuk menemukan solusi atas konflik di Suriah, menemui jalan buntu. Keinginan oposisi agar terjadi transfer kekuasaan dari Presiden Bashar al-Assad ke pemerintahan transisi, ditolak mentah-mentah oleh rezim Suriah.
Meski begitu, seperti dilaporkan Reuters, Senin (27/1/2014), baik Pemerintah Suriah maupun kubu oposisi menyatakan tak akan meninggalkan Konferensi Jenewa II yang digelar di Swiss atas gagasan Amerika Serikat dan Rusia.
"Diskusi hari ini tidak konstruktif, karena rezim membelokkan strategi dan mengubah topik pembicaraan dengan berbicara terorisme," kata Rima Fleihan, anggota delegasi oposisi Koalisi Nasional Suriah kepada wartawan.
Sementara anggota delegasi rezim Suriah, Buthaina Shaaban mengatakan, kubu oposisi telah menolak pembahasan apa pun selain penciptaan pemerintahan transisi.
“Pemerintah telah menyajikan pernyataan soal prinsip-prinsip politik yang kami pikir harus disetujui oleh semua pihak, termasuk melindungi kedaulatan negara, mempertahankan lembaga-lembaga negara, dan menghentikan ancaman dari kelompok teroris,” jelasnya.
"Kami terkejut bahwa pemikiran dasar ini ditolak oleh pihak lain (oposisi), yang tidak memiliki kapasitas untuk mengakui Suriah dan integritas teritorialnya atau mereka tidak peduli tentang apa yang terjadi kepada orang-orang Suriah," lanjut Shaaban.
Ketika ditanya apakah pemerintah Suriah berencana untuk meninggalkan perundingan, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Muqdad mengatakan, "Kami tidak akan pernah meninggalkan meja (perundingan)!".
Begitu juga dengan kubu oposisi. Fleihan mengatakan, tidak ada rencana delegasi oposisi untuk meninggalkan Konferensi Jenewa II sampai tujuan konferensi ini telah dicapai, yakni pembentukan pemerintahan transisi.
Meski begitu, seperti dilaporkan Reuters, Senin (27/1/2014), baik Pemerintah Suriah maupun kubu oposisi menyatakan tak akan meninggalkan Konferensi Jenewa II yang digelar di Swiss atas gagasan Amerika Serikat dan Rusia.
"Diskusi hari ini tidak konstruktif, karena rezim membelokkan strategi dan mengubah topik pembicaraan dengan berbicara terorisme," kata Rima Fleihan, anggota delegasi oposisi Koalisi Nasional Suriah kepada wartawan.
Sementara anggota delegasi rezim Suriah, Buthaina Shaaban mengatakan, kubu oposisi telah menolak pembahasan apa pun selain penciptaan pemerintahan transisi.
“Pemerintah telah menyajikan pernyataan soal prinsip-prinsip politik yang kami pikir harus disetujui oleh semua pihak, termasuk melindungi kedaulatan negara, mempertahankan lembaga-lembaga negara, dan menghentikan ancaman dari kelompok teroris,” jelasnya.
"Kami terkejut bahwa pemikiran dasar ini ditolak oleh pihak lain (oposisi), yang tidak memiliki kapasitas untuk mengakui Suriah dan integritas teritorialnya atau mereka tidak peduli tentang apa yang terjadi kepada orang-orang Suriah," lanjut Shaaban.
Ketika ditanya apakah pemerintah Suriah berencana untuk meninggalkan perundingan, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Muqdad mengatakan, "Kami tidak akan pernah meninggalkan meja (perundingan)!".
Begitu juga dengan kubu oposisi. Fleihan mengatakan, tidak ada rencana delegasi oposisi untuk meninggalkan Konferensi Jenewa II sampai tujuan konferensi ini telah dicapai, yakni pembentukan pemerintahan transisi.
(esn)