Rezim & pemberontak Suriah bertatap muka
A
A
A
Sindonews.com – Untuk kali pertama setelah pecahnya perang saudara di Suriah pada Maret 2011, delegasi rezim dan pemberontak Suriah bertatap muka, Sabtu (25/1/2014). Pertemuan ini terjadi di Konferensi Jenewa II di Swiss.
Seperti dilaporkan Al-Jazeera, delegasi rezim dan oposisi Suriah berada di ruangan yang sama, namun kedua kubu menolak untuk berbicara satu sama lain. Turut hadir dalam pertemuan ini utusan internasional dan mediator PBB, Lakhdar Brahimi.
Tak ada pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan kedua kubu yang telah terlibat pertikaian hampir tiga tahun dan menelan begitu banyak korban jiwa.
Menurut Al-Jazeera, Kepala Delegasi kedua kubu, yakni Menteri Luar Negeri rezim Suriah Walid al Muallem dan Pemimpin Dewan Nasional Suriah Ahmad Jarba tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Suriah telah mengancam akan meninggalkan Konferensi Jenewa II, jika tak ada hasil positif yang dicapai dalam pertemuan Sabtu ini. Namun, Brahimi menjamin, kalau kedua kubu tetap akan berada di Swiss pada akhir pekan ini.
"Saya pikir kedua pihak memahami apa yang dipertaruhkan di negara mereka dalam bentuk yang sangat- sangat buruk. Dan, saya berpikir bahwa orang-orang yang berada di sini mewakili oposisi dan Pemerintah juga memahami hal itu,” kata Brahimi.
Seperti dilaporkan Al-Jazeera, delegasi rezim dan oposisi Suriah berada di ruangan yang sama, namun kedua kubu menolak untuk berbicara satu sama lain. Turut hadir dalam pertemuan ini utusan internasional dan mediator PBB, Lakhdar Brahimi.
Tak ada pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan kedua kubu yang telah terlibat pertikaian hampir tiga tahun dan menelan begitu banyak korban jiwa.
Menurut Al-Jazeera, Kepala Delegasi kedua kubu, yakni Menteri Luar Negeri rezim Suriah Walid al Muallem dan Pemimpin Dewan Nasional Suriah Ahmad Jarba tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Suriah telah mengancam akan meninggalkan Konferensi Jenewa II, jika tak ada hasil positif yang dicapai dalam pertemuan Sabtu ini. Namun, Brahimi menjamin, kalau kedua kubu tetap akan berada di Swiss pada akhir pekan ini.
"Saya pikir kedua pihak memahami apa yang dipertaruhkan di negara mereka dalam bentuk yang sangat- sangat buruk. Dan, saya berpikir bahwa orang-orang yang berada di sini mewakili oposisi dan Pemerintah juga memahami hal itu,” kata Brahimi.
(esn)