Ini cara tahanan Palestina hamili istri tanpa kontak fisik
A
A
A
Sindonews.com – Tamer al-Zaanin, pria Palestina ditangkap militer Israel di Jalur Gaza, tepat setengah bulan setelah dia menikah dengan Hana tahun 2006. Pria Palestina itu dipenjara 12 tahun penjara dengan tuduhan menjalankan operasi jihad terhadap Israel.
Pasangan itu membuat heboh dunia, karena bisa memiliki keturunan pada pekan lalu, meski mereka tidak menjalin kontak fisik atau berhubungan seksual. Rahasia metode yang digunakan pasangan Palestina itu, akhirnya terungkap.
Mereka menggunakan teknik fertilisasi in-vitro atau dalam dunia medis kerap disebut teknik bayi tabung. Caranya, Tamer tanpa sepengetahuan aparat Israel, berhasil menyelundupkan spermanya keluar dari penjara.
Strategi pasangan Palestina itu terbantu berkat anak-anak di bawah usia delapan tahun yang diizinkan memeluk Tamer. Bocah itu membawa kotak kaca untuk menyimpan sperma Tamer. Kejadian itu berlangsung cepat, karena umur sperma pada umumnya hanya enam jam. Bocah bernama Rami itu, kemudian menyimpan kotak kaca itu dalam jaketnya.
Keluar dari pos emeriksaan Erez (wilayah antara Gaza dan Israel) bocah itu menyerahkan kotak kaca tersebut kepada Hana yang akhirnya diserahkan ke dokter Abdel Kareem Hindawi, seorang ginekolog di Pusat Basma IVF, di Gaza.
“Saya merasa waktu terus berdetak cepat,” kata Abdel, kepada al-Jazeera, kemarin, menceritakan pengalaman langka itu. Di tangan dokter itulah inseminasi di luar rahim (bayi tabung) dilakukan.
Hasilnya, Hana bisa hamil dan melahirkan bayi laki-laki dari suaminya yang masih ditahan di penjara Israel. ”Saya tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya saya,” kata wanita berusia 26 tahun yang mengenakan cadar hitam itu.
”Ini perasaan yang tak terlukiskan. Saya melahirkan dari sperma yang diselundupkan,” ujarnya. Bagi publik Gaza, peristiwa itu dianggap sebagai kemenangan mereka. Karena, meski para pria yang ditahan tidak bisa ditemui kerabat, terutama istrinya, tapi bisa memiliki keturunan.
Pasangan itu membuat heboh dunia, karena bisa memiliki keturunan pada pekan lalu, meski mereka tidak menjalin kontak fisik atau berhubungan seksual. Rahasia metode yang digunakan pasangan Palestina itu, akhirnya terungkap.
Mereka menggunakan teknik fertilisasi in-vitro atau dalam dunia medis kerap disebut teknik bayi tabung. Caranya, Tamer tanpa sepengetahuan aparat Israel, berhasil menyelundupkan spermanya keluar dari penjara.
Strategi pasangan Palestina itu terbantu berkat anak-anak di bawah usia delapan tahun yang diizinkan memeluk Tamer. Bocah itu membawa kotak kaca untuk menyimpan sperma Tamer. Kejadian itu berlangsung cepat, karena umur sperma pada umumnya hanya enam jam. Bocah bernama Rami itu, kemudian menyimpan kotak kaca itu dalam jaketnya.
Keluar dari pos emeriksaan Erez (wilayah antara Gaza dan Israel) bocah itu menyerahkan kotak kaca tersebut kepada Hana yang akhirnya diserahkan ke dokter Abdel Kareem Hindawi, seorang ginekolog di Pusat Basma IVF, di Gaza.
“Saya merasa waktu terus berdetak cepat,” kata Abdel, kepada al-Jazeera, kemarin, menceritakan pengalaman langka itu. Di tangan dokter itulah inseminasi di luar rahim (bayi tabung) dilakukan.
Hasilnya, Hana bisa hamil dan melahirkan bayi laki-laki dari suaminya yang masih ditahan di penjara Israel. ”Saya tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya saya,” kata wanita berusia 26 tahun yang mengenakan cadar hitam itu.
”Ini perasaan yang tak terlukiskan. Saya melahirkan dari sperma yang diselundupkan,” ujarnya. Bagi publik Gaza, peristiwa itu dianggap sebagai kemenangan mereka. Karena, meski para pria yang ditahan tidak bisa ditemui kerabat, terutama istrinya, tapi bisa memiliki keturunan.
(mas)