Ribuan TKI di Hongkong gelar aksi demo
A
A
A
Sindonews.com – Ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong menggelar aksi unjuk rasa, Minggu (19/1/2014). Mereka menuntut keadilan bagi seorang pembantu muda yang dipukuli oleh majikannya.
"Kami adalah pekerja. Kami bukan budak," teriak ribuan TKI dalam pawai menuju kantor pemerintah Hongkong. Beberapa TKI tampak melambaikan bendera merah putih, sementara yang lainnya mengusung foto Erwiana Sulistyaningsih (23), TKI yang menjadi korban penganiyayaan majikannya.
"Kita harus mengakhiri perbudakan modern seperti ini," kata Ila Hasan, seorang TKI pada Reuters. “Majikan bukan manusia. Hal-hal ini seharusnya tidak terjadi," lanjutnya. Selama ini, aksi kekerasan terhadap TKI memang kerap terjadi di Hongkong.
“Polisi dan Biro Tenaga Kerja Hongkong dilaporkan tengah menyelidiki kasus ini dan akan mewawancarai Erwiana pada awal pekan ini,” kata Eni Lestari, ketua kelompok advokasi International Migrants Alliance yang telah berhubungan erat dengan korban.
Erwiana, yang mulai pulih dari luka-lukanya, saat ini berada di sebuah rumah sakit di Sragen, Jawa Tengah. Ia terbang keluar dari Hongkong pada awal Januari.
"Ini bukan kasus yang terisolasi," kata Lestari. Ia memperkirakan, kelompoknya menerima empat sampai enam keluhan soal serangan fisik setiap bulan dari TKI di Hongkong. "Satu-satunya perbedaan adalah, kami mampu membawanya ke publik dan media dan memberikan tekanan pada polisi," tambahnya.
"Kami adalah pekerja. Kami bukan budak," teriak ribuan TKI dalam pawai menuju kantor pemerintah Hongkong. Beberapa TKI tampak melambaikan bendera merah putih, sementara yang lainnya mengusung foto Erwiana Sulistyaningsih (23), TKI yang menjadi korban penganiyayaan majikannya.
"Kita harus mengakhiri perbudakan modern seperti ini," kata Ila Hasan, seorang TKI pada Reuters. “Majikan bukan manusia. Hal-hal ini seharusnya tidak terjadi," lanjutnya. Selama ini, aksi kekerasan terhadap TKI memang kerap terjadi di Hongkong.
“Polisi dan Biro Tenaga Kerja Hongkong dilaporkan tengah menyelidiki kasus ini dan akan mewawancarai Erwiana pada awal pekan ini,” kata Eni Lestari, ketua kelompok advokasi International Migrants Alliance yang telah berhubungan erat dengan korban.
Erwiana, yang mulai pulih dari luka-lukanya, saat ini berada di sebuah rumah sakit di Sragen, Jawa Tengah. Ia terbang keluar dari Hongkong pada awal Januari.
"Ini bukan kasus yang terisolasi," kata Lestari. Ia memperkirakan, kelompoknya menerima empat sampai enam keluhan soal serangan fisik setiap bulan dari TKI di Hongkong. "Satu-satunya perbedaan adalah, kami mampu membawanya ke publik dan media dan memberikan tekanan pada polisi," tambahnya.
(esn)