Sharon ke liang lahat, tanpa diadili kejahatannya
A
A
A
Sindonews.com – Kelompok pejuang hak asasi manusia (HAM) menyoroti nihilnya proses hukum atas kejahatan bekas Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon. Sedangkan, sejumlah negara-negara berpenduduk Muslim menyambut suka cita atas kematian Sharon.
Human Right Watch (HRW), mempertanyakan kepada masyarakat internasional atas tidak adanya pengadilan untuk mengadili Sharon, sampai dia tutup usia, Sabtu pekan lalu. Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (13/1/2014), HRW, menyebut, Sharon bertanggung jawab atas pembantaian banyak orang di Timur Tengah.
”Ini memalukan. Sharon telah pergi ke liang lahat tanpa diadili atas perannya membantai orang-orang di Sabra dan Shatila, serta pelanggaran lainnya,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur HRW Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kecaman senada juga membanjiri situs media sosial yang mempertanyakan proses hukum atas kejahatan Sharon. Kolumnis Timur Tengah, Yousef Munnayer, menulis di situs al-Jazeera, bahwa Sharon musuh perdamaian.”Kehidupan ditandai dengan kekerasan dan pembantaian,” tulis Munayyer .
Seorang pengguna Twitter , Abu Sarah Sami al - Khaled, memajang foto Sharon bersama Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, mantan presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Yordania Abdullah II. Di dalam foto itu, dia berkomentar; ”Sharon, teman intim penguasa Arab, yang tidak pilih-pilih.”
Gamal Eid, seorang pengacara Mesir dan aktivis hak asasi manusia, ikut mempertanyakan proses hukum atas kejahatan Sharon.”Si pembunuh Ariel Sharon meninggal sebelum diadili atas kejahatannya terhadap kemanusiaan,” tulis dia dalam akun Twitter-nya.
Human Right Watch (HRW), mempertanyakan kepada masyarakat internasional atas tidak adanya pengadilan untuk mengadili Sharon, sampai dia tutup usia, Sabtu pekan lalu. Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (13/1/2014), HRW, menyebut, Sharon bertanggung jawab atas pembantaian banyak orang di Timur Tengah.
”Ini memalukan. Sharon telah pergi ke liang lahat tanpa diadili atas perannya membantai orang-orang di Sabra dan Shatila, serta pelanggaran lainnya,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur HRW Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kecaman senada juga membanjiri situs media sosial yang mempertanyakan proses hukum atas kejahatan Sharon. Kolumnis Timur Tengah, Yousef Munnayer, menulis di situs al-Jazeera, bahwa Sharon musuh perdamaian.”Kehidupan ditandai dengan kekerasan dan pembantaian,” tulis Munayyer .
Seorang pengguna Twitter , Abu Sarah Sami al - Khaled, memajang foto Sharon bersama Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, mantan presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Yordania Abdullah II. Di dalam foto itu, dia berkomentar; ”Sharon, teman intim penguasa Arab, yang tidak pilih-pilih.”
Gamal Eid, seorang pengacara Mesir dan aktivis hak asasi manusia, ikut mempertanyakan proses hukum atas kejahatan Sharon.”Si pembunuh Ariel Sharon meninggal sebelum diadili atas kejahatannya terhadap kemanusiaan,” tulis dia dalam akun Twitter-nya.
(mas)