Partai berkuasa Bangladesh menang pemilu berdarah
A
A
A
Sindonews.com – Liga Awami, partai berkuasa di Bangladesh meraih kemenangan mutlak dalam pemilu parlemen yang diwarnai kekerasan. Setidaknya, 21 orang tewas dalam kekerasan saat pemilu berlangsung, kemarin.
Kekerasan pecah di negara itu, setelah kubu oposisi memboikot pemilu. Praktis, partai berkuasa meraih kemenangan mutlak dengan merebut 105 kursi. Sejumlah partai sekutu hanya meraih beberapa kursi parlemen.
Kekerasan telah menganggu proses pemungutan suara di 400 tempat pemungutan suara (TPS). Sedangkan polisi mengumbar tembakan ke arah aktivis oposisi yang dianggap membahayakan warga sipil yang memberikan suaranya.
Mengutipl laman al-Jazeera, Senin (6/1/2014), meskipun partai berkuasa menang pemilu, namun jumlah pemilihnya relatif sedikit. Kondisi itu, diduga dipicu aksi boikot kubu oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP).
”Ini adalah tanda akhir dari protes oleh orang-orang Bangladesh dan memberitahu kita, bahwa mereka tidak puas dengan cara pemilu yang digelar di negara ini,” kata Hossain Zillur Rahman, ekonom Bangladesh .
BNP memboikot pemilu, setelah Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, nekat menggelar pemilu, tanpa ada lembaga pengawas pemilu yang netral, seperti yang dituntut BNP. Kelompok oposisi menyebut, pemilu di negara itu hanya lelucon, karena rendahnya partisipasi rakyat.
”Rendahnya jumlah pemilih adalah indikasi yang jelas, bahwa masyarakat umum menolak pemilu ini,” kata Wakil Ketua BNP, Shamsher Mobin Chowdhury.
Namun, Menteri Informasi Bangladesh, Hasanul Haq Inu, mengatakan, rendahnya jumlah pemilih dalam pemilu tidak masalah. ”Yang penting adalah, orang-orang menentang kekerasan itu,” ujarnya.
Kekerasan pecah di negara itu, setelah kubu oposisi memboikot pemilu. Praktis, partai berkuasa meraih kemenangan mutlak dengan merebut 105 kursi. Sejumlah partai sekutu hanya meraih beberapa kursi parlemen.
Kekerasan telah menganggu proses pemungutan suara di 400 tempat pemungutan suara (TPS). Sedangkan polisi mengumbar tembakan ke arah aktivis oposisi yang dianggap membahayakan warga sipil yang memberikan suaranya.
Mengutipl laman al-Jazeera, Senin (6/1/2014), meskipun partai berkuasa menang pemilu, namun jumlah pemilihnya relatif sedikit. Kondisi itu, diduga dipicu aksi boikot kubu oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP).
”Ini adalah tanda akhir dari protes oleh orang-orang Bangladesh dan memberitahu kita, bahwa mereka tidak puas dengan cara pemilu yang digelar di negara ini,” kata Hossain Zillur Rahman, ekonom Bangladesh .
BNP memboikot pemilu, setelah Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, nekat menggelar pemilu, tanpa ada lembaga pengawas pemilu yang netral, seperti yang dituntut BNP. Kelompok oposisi menyebut, pemilu di negara itu hanya lelucon, karena rendahnya partisipasi rakyat.
”Rendahnya jumlah pemilih adalah indikasi yang jelas, bahwa masyarakat umum menolak pemilu ini,” kata Wakil Ketua BNP, Shamsher Mobin Chowdhury.
Namun, Menteri Informasi Bangladesh, Hasanul Haq Inu, mengatakan, rendahnya jumlah pemilih dalam pemilu tidak masalah. ”Yang penting adalah, orang-orang menentang kekerasan itu,” ujarnya.
(mas)