Tak terima disebut penyihir jahat, Jepang balas China
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Jepang tidak terima dengan ucapan Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming yang menyebut Tokyo seperti Lord Voldermort, tokoh penyihir jahat dalam serial Harry Potter karya JK Rowling.
Dubes Jepang untuk Inggris, Keichii Hayashi, membalas komentar pejabat China itu dengan ucapan senada. Dia dalam tulisan opini di Daily Telegraph, Senin (6/1/2013), menyatakan, Beijing juga seperti Lord Voldemort.
Komentar saling meledak melalui media itu, semakin memicu ketegangan antara China dan Jepang. Ikhwal penyebutan penyihir jahat oleh Dubes China yang dialamatkan kepada Tokyo itu, dipicu tindakan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe yang mengunjungi kuil Yasukuni, beberapa waktu lalu.
Bagi rakyat China, kuil itu sebagai simbol kejahatan militer Jepang pada Perang Dunia II. China selama ini membenci keberadaan kuil itu, termasuk tindakan para pejabat Jepang yang berkunjung ke kuil tersebut.
Sebab, rakyat China merasa menjadi korban Perang Dunia II oleh militer Jepang. Selain itu, China dan Jepang juga tengah bersengketa atas pulau di Laut China Timur.
”Asia Timur saat ini berada di persimpangan jalan. Ada dua jalan yang terbuka ke China,” tulis Hayashi di media Inggris tersebut. ”Salah satunya adalah untuk mencari dialog, dan mematuhi aturan hukum.”
”Yang lain, adalah untuk memainkan peran Voldemort di wilayah tersebut dengan membiarkan perlombaan senjata dan meningkatkan eskalasi ketegangan, meskipun Jepang tidak akan meningkatkan situasi seperti itu,” lanjut tulisan Dubes Jepang itu.
”Jawabannya, sepertinya jelas. Meskipun China sejauh ini menolak untuk membuka dialog antara pemimpin kita, saya sangat berharap bahwa itu akan terjadi di masa depan, daripada terus menyebut hantu 'militerisme' dari tujuh dekade yang lalu. Yang itu sudah tidak ada lagi,” imbuh tulisan Hayashi.
Tulisan Hayashi itu, sejatinya untuk membalas tulisan Xiaoming pada 1 Januari 2014 lalu di media, yang menyebut Jepang tak ubahnya seperti Voldemort.
Dubes Jepang untuk Inggris, Keichii Hayashi, membalas komentar pejabat China itu dengan ucapan senada. Dia dalam tulisan opini di Daily Telegraph, Senin (6/1/2013), menyatakan, Beijing juga seperti Lord Voldemort.
Komentar saling meledak melalui media itu, semakin memicu ketegangan antara China dan Jepang. Ikhwal penyebutan penyihir jahat oleh Dubes China yang dialamatkan kepada Tokyo itu, dipicu tindakan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe yang mengunjungi kuil Yasukuni, beberapa waktu lalu.
Bagi rakyat China, kuil itu sebagai simbol kejahatan militer Jepang pada Perang Dunia II. China selama ini membenci keberadaan kuil itu, termasuk tindakan para pejabat Jepang yang berkunjung ke kuil tersebut.
Sebab, rakyat China merasa menjadi korban Perang Dunia II oleh militer Jepang. Selain itu, China dan Jepang juga tengah bersengketa atas pulau di Laut China Timur.
”Asia Timur saat ini berada di persimpangan jalan. Ada dua jalan yang terbuka ke China,” tulis Hayashi di media Inggris tersebut. ”Salah satunya adalah untuk mencari dialog, dan mematuhi aturan hukum.”
”Yang lain, adalah untuk memainkan peran Voldemort di wilayah tersebut dengan membiarkan perlombaan senjata dan meningkatkan eskalasi ketegangan, meskipun Jepang tidak akan meningkatkan situasi seperti itu,” lanjut tulisan Dubes Jepang itu.
”Jawabannya, sepertinya jelas. Meskipun China sejauh ini menolak untuk membuka dialog antara pemimpin kita, saya sangat berharap bahwa itu akan terjadi di masa depan, daripada terus menyebut hantu 'militerisme' dari tujuh dekade yang lalu. Yang itu sudah tidak ada lagi,” imbuh tulisan Hayashi.
Tulisan Hayashi itu, sejatinya untuk membalas tulisan Xiaoming pada 1 Januari 2014 lalu di media, yang menyebut Jepang tak ubahnya seperti Voldemort.
(mas)