Kompleks markas militer Mesir dibom, 4 tentara luka
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah bom meledak di kompleks markas militer Mesir, di Kairo utara, kemarin. Sedikitnya, empat tentara terluka.
Serangan bom kedua dalam sepekan terakhir itu, menghancurkan sebagian dinding belakang gedung markas intelijen militer di Desa Anshas, sekitar100 km dari Kairo.
Pihak militer Mesir menyebut, pelaku serangan adalah teroris. Sebelumnya, pemerintah Mesir menetapkan, Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris, dan menuduh kelompok loyalis presiden terguling Mohamed Morsi itu, sebagai pelaku serangan bom bunuh diri di kantor polisi Mousura, yang menewaskan 16 orang pada pekan lalu.
Ikhwanul Muslimin sendiri membantah terlibat serangan itu. Sedangkan kelompok radikal Sinai yang menamakan diri sebagai Ansar Bayt al- Maqdis, mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan mematikan tersebut.
Sementara itu, warga di Anshas, menuduh pelaku serangan di kompleks markas militer Mesir tersebut, adalah kelompok Ikhwanul Muslimin. ”Ikhwanul ingin menakut-nakuti warga agar tidak tidak ikut dalam referendum,” kata Ahmed Saleh, warga setempat, seperti dikutip Reuters, Senin (30/12/2013).
Referendum untuk membentuk konstitusi baru di Mesir akan digelar pertengahan Januari 2014. Kelompok Ikhwanul Muslimin sendiri sejak awal menolak rencana referendum tersebut.
Serangan bom kedua dalam sepekan terakhir itu, menghancurkan sebagian dinding belakang gedung markas intelijen militer di Desa Anshas, sekitar100 km dari Kairo.
Pihak militer Mesir menyebut, pelaku serangan adalah teroris. Sebelumnya, pemerintah Mesir menetapkan, Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris, dan menuduh kelompok loyalis presiden terguling Mohamed Morsi itu, sebagai pelaku serangan bom bunuh diri di kantor polisi Mousura, yang menewaskan 16 orang pada pekan lalu.
Ikhwanul Muslimin sendiri membantah terlibat serangan itu. Sedangkan kelompok radikal Sinai yang menamakan diri sebagai Ansar Bayt al- Maqdis, mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan mematikan tersebut.
Sementara itu, warga di Anshas, menuduh pelaku serangan di kompleks markas militer Mesir tersebut, adalah kelompok Ikhwanul Muslimin. ”Ikhwanul ingin menakut-nakuti warga agar tidak tidak ikut dalam referendum,” kata Ahmed Saleh, warga setempat, seperti dikutip Reuters, Senin (30/12/2013).
Referendum untuk membentuk konstitusi baru di Mesir akan digelar pertengahan Januari 2014. Kelompok Ikhwanul Muslimin sendiri sejak awal menolak rencana referendum tersebut.
(mas)